Selasa 15 Feb 2022 01:35 WIB

Positif Covid-19, Harus Isoman Berapa Hari?

Saat ini, variasi isoman kian beragam, di antaranya 10 dan 13 hari.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Saat ini, variasi isoman kian beragam, di antaranya 10 dan 13 hari.
Foto: ANTARA /Muhammad Iqbal
Saat ini, variasi isoman kian beragam, di antaranya 10 dan 13 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang terinfeksi Covid-19 diwajibkan menjalani isolasi mandiri (isoman). Lama isoman bervariasi, antara 10 hingga 13 hari.

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menjelaskan, orang yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala harus menjalani isolasi selama 10 hari kemudian dianggap selesai.

Baca Juga

"Sebab, Covid-19 adalah self-limiting disease alias penyakit yang dapat sembuh sendiri," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan bertema 'Tes Covid-19, Kapan Harus Dilakukan?', Senin (14/2/2022).

Namun, Reisa meminta jika orang yang tertular virus menunjukkan gejala maka lakukan isolasi 10 hari ditambah tiga hari yaitu 13 hari. Ia mensyaratkan isoman di tiga hari terakhir sudah harus bebas gejala,  baru bisa dinyatakan sembuh.  Di satu sisi, Reisa menyadari kalau ada masyarakat yang terinfeksi Covid-19 namun tidak bergejala dan enggan menjalani isoman selama 10 hari maka boleh mengulangi tes Covid-19 lima hari kemudian setelah dinyatakan positif.

"Kalau hasil tes Covid-19 kedua masih positif, ya tambahi isolasinya. Karena kriteria kesembuhan bukan hasil tes," katanya.

Untuk mengantisipasi efek buruk tertular Covid-19, Reisa meminta masyarakat mengantisipasinya. Caranya ketika merasakan gejala mirip Covid-19 seperti demam, batuk hingga pilek sebaiknya langsung menjalani tes pemeriksaan Covid-19.

"Kalau mengalami gejala yang mengarah ke Covid-19 seperti demam, batuk pilek, nyeri tenggorokan sebaiknya berpikir ke diagnosis Covid-19. Kemudian, lakukan tes Covid-19 sebagai antisipasi," ujarnya.

Dia melanjutkan, kalau semakin dini mendeteksi Covid-19 maka lebih cepat ditangani, mendapatkan obat benar, kemudian bisa semakin cepat isolasi. Kemudian deteksi Covid-19 yang cepat diketahui ini tentu bisa melindungi orang-orang sekitar termasuk keluarga dari penularan virus ini. Dia melanjutkan, kalau hasil pemeriksaan Covid-19 ternyata negatif, penderita bisa memikirkan kemungkinan yang lain. 

"Meski bukan semua penyakit adalah Covid-19, eliminasi gejala yang timbul ini (dengan tes virus) baru menyingkirkan (terinfeksi) Covid-19 kalau hasil tesnya negatif," katanya.

Baca juga : Kekebalan Booster Terhadap Covid-19 Menurun dalam Empat Bulan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement