REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa kasus infeksi SARS-CoV-2 varian omicron harus dipastikan dengan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Ini adalah prosedur laboratorium untuk menentukan seluruh urutan basa nitrogen dalam genom atau materi genetik suatu organisme.
Nadia menyampaikan penjelasan itu ketika dimintai tanggapan mengenai promosi alat tes antigen yang diklaim bisa mendeteksi penularan omicron. Alat tes tersebut banyak ditawarkan di platform perniagaan daring serta beberapa klinik di Jakarta.
"Saat ini, ada metode S-Gene Target Failure RT-PCR, tapi ini pun sifatnya hanya dugaan. Untuk memastikan (kasus infeksi terjadi akibat) omicron atau bukan harus tetap menggunakan whole genome sequencing," kata Nadia kepada Antara Jakarta, Senin (14/2/2022).
Kendati demikian, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan itu menjelaskan bahwa pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR maupun alat tes antigen tetap dibutuhkan. Sebab, alat tes ini dapat mendeteksi dini penularan Covid-19.
"Tetap pakai (hasil tes) PCR atau antigen karena yang penting kita tahu dulu apakah kita positif atau tidak, jadi bisa segera mengambil langkah perlindungan," katanya.