REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Individu yang sudah vaksinasi lengkap dan mendapatkan booster memiliki risiko kematian akibat Covid-19 93,4 persen lebih rendah dibandingkan individu yang tidak vaksinasi. Temuan ini diungkapkan oleh peneliti dari British Office for National Statistics (ONS).
Penurunan risiko kematian akibat Covid-19 ini terjadi hanya dalam kurun waktu 21 hari setelah dosis booster diberikan. Temuan ini semakin meyakinkan bahwa pemberian booster vaksin Covid-19 dapat meningkatkan perlindungan terhadap Covid-19 secara signifikan.
Individu yang sudah divaksinasi lengkap namun belum mendapatkan booster juga memiliki risiko kematian terkait Covid-19 yang lebih rendah. Risiko kematian pada kelompok ini 81,2 persen lebih rendah dibandingkan individu yang belum vaksinasi.
"Saya rasa orang-orang tidak akan membantah perlindungan optimal yang akan didapatkan setelah pemberian dosis ketiga (booster)," ujar ahli imunologi dan penyakit menular Dr Anthony Fauci, seperti dilansir Fortune, Selasa (8/2/2022).
Beberapa studi sebelumnya telah menyoroti bahwa booster bisa menjadi perangkat penting dalam menekan infeksi dan perawatan di rumah sakit terkait Covid-19. Hal ini menjadi penting karena imunitas dalam melawat Covid-19 cenderung menurun dalam waktu enam bulan setelah dosis kedua vaksin Covid-19 disuntikkan.
Kekhawatiran terhadap imunitas yang memudar mulai menjadi pembicaraan setelah kemunculan varian Omicron yang mudah menular. Varian ini terbukti memiliki kemampuan tinggi dalam menghindari perlindungan yang didapatkan dari vaksin Covid-19.
Para ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat telah menganjurkan pemberian booster di tengah maraknya varian Omicron. Pemberian booster diharapkan dapat kembali meningkatkan perlindungan vaksin terhadap kasus bergejala dan berat terkait Covid-19.