Senin 07 Feb 2022 00:05 WIB

Rosemary, Rempah Alami yang Bisa Lawan Covid-19

'Rosemary' memiliki antioksidan yang diklaim bisa melawan virus Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
'Rosemary' memiliki antioksidan yang diklaim bisa melawan virus Covid-19.
Foto: pixabay
'Rosemary' memiliki antioksidan yang diklaim bisa melawan virus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rosemary merupakan rempah aromatik yang sering digunakan untuk memperkaya cita rasa masakan. Di samping kegunaannya sebagai bumbu dapur, rosemary ternyata memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satunya adalah manfaat dalam melawan Covid-19 dan Alzheimer.

Manfaat kesehatan dari rosemary ini disoroti dalam sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti dari Scripps Research. Studi yang dimuat dalam jurnal Antioxidants ini menemukan bahwa rosemary memiliki kemampuan untuk melawan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga

Kemampuan tersebut berasal dari sebuah senyawa bernama carnosic acid atau asam karnosat yang dimiliki rosemary. Menurut studi, asam karnosat bisa menghalau interaksi antara bagian luar spike protein SARS-CoV-2 dengan protein reseptor ACE2. ACE2 merupakan "pintu masuk" yang dimanfaatkan oleh SARS-CoV-2 untuk masuk dan menginfeksi sel-sel di dalam tubuh.

Tim peneliti juga menemukan bukti bahwa asam karnosat memiliki efek lain yaitu menghambat jalur inflamasi yang kuat di dalam tubuh. Dalam kasus Covid-19 berat dan juga penyakit Alzheimer, jalur inflamasi tersebut kerap ditemukan dalam kondisi aktif.

"(Asam karnosat) patut diteliti sebagai terapi pengobatan yang murah, aman, dan efektif untuk Covid-19 dan beberapa gangguan terkait inflamasi lain," ujar peneliti Stuart Lipton MD PhD, seperti dilansir The Brighter Side, Senin (7/2/2022).

Studi ini dikembangkan dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Lipton dan tim pada 2016. Studi tersebut juga menyoroti dampak asam karnosat pada Alzheimer. Seperti diketahui, Alzheimer merupakan penyakit yang kerap melibatkan inflamasi otak.

Studi tersebut menunjukkan bahwa asam karnosat dapat mengaktivasi kaskade pensinyalan antioksidan dan anti-inflamasi yang dikenal sebagai jalur Nrf2. Mereka juga menemukan bukti bahwa asam karnosat bisa menurunkan tanda-tanda menyerupai Alzheimer pada hewan tikus.

Lipton menilai efek melawan inflamasi yang sama bisa bermanfaat untuk melawan inflamasi yang terjadi pada Covid-19 dan juga kasus long Covid. Terlebih, salah satu gejala yang cukup sering terjadi pada long Covid berkaitan dengan masalah kognitif seperti brain fog atau kesulitan untuk berkonsentrasi.

Meski studi yang dilakukan Lipton saat ini masih tahap awal, temuan yang didapatkan oleh Lipton dan tim mengindikasikan bahwa asam karnosat memiliki efek antivirus. Asam karnosat juga tergolong sebagai senyawa yang relatif tidak reaktif dan aman. Asam karnosat baru berubah menjadi bentuk yang aktif ketika terpapar oleh inflamasi dan oksidasi di titik infeksi.

Pada bentuk aktifnya, asam karnosat dapat memodifikasi reseptor ACE2 yang kerap digunakan SARS-CoV-2 sebagai pintu masuk untuk menginfeksi sel. Modifikasi ini membuat SARS-CoV-2 tidak bisa menempel pada reseptor ACE2 dan secara tidak langsung mencegah infeksi terjadi.

"(Asam karnosat) tidak aktif dan tidak berbahaya dalam bentuk normalnya, tetapi bisa berubah menjadi bentuk aktif ketika ada di lokasi di mana dia diperlukan aktif," pungkas Lipton.

Baca juga : Tidak Tes, Gimana Cara Bisa Tahu Kita Sudah Pernah Kena Covid-19?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement