Rabu 02 Feb 2022 14:17 WIB

Pfizer Desak Vaksin Covid-19 Bagi Anak di Bawah Lima Tahun

Vaksin Covid-19 didesak bagi anak di bawah lima tahun karena rentan terhadap Omicron.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Vaksin Covid-19 didesak bagi anak di bawah lima tahun karena rentan terhadap Omicron.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Vaksin Covid-19 didesak bagi anak di bawah lima tahun karena rentan terhadap Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pfizer dan BioNTech meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk segera menyetujui pemberian vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia lima tahun. Permintaan itu disampaikan pada Selasa (1/2/2022).

Kedua perusahaan tersebut mendesak FDA mulai mengirimkan data guna mempercepat proses persetujuan kepada otorisasi. Sudah ada data dari pemberian vaksin dua dosis pertama untuk anak umur enam bulan sampai empat tahun. Sementara, data uji vaksin dosis ketiga akan dilengkapi dan diserahkan ke FDA dalam beberapa bulan mendatang.

Pengajuan Pfizer dan BioNTech untuk persetujuan darurat merupakan tanggapan atas kebutuhan kesehatan yang mendesak pada balita. Varian omicron diketahui mengakibatkan lonjakan rawat inap di kelompok usia itu.

"Tujuan bersama kami dengan FDA adalah untuk mempersiapkan lonjakan varian pada masa depan dan memberi orang tua opsi untuk membantu melindungi anak-anak mereka dari virus ini,” kata CEO Pfizer, Albert Bourla.

Menurut Bourla, balita atau anak di bawah usia lima tahun butuh dosis ketiga vaksin untuk perlindungan terbaik terhadap omicron dan kemungkinan varian Covid-19 baru lainnya. Pfizer dan BioNTech berharap dapat menyelesaikan aplikasi persetujuan darurat dua dosis awal dalam beberapa hari.

Anak dengan rentang usia enam bulan hingga empat tahun adalah kelompok usia terakhir yang hingga kini belum memenuhi syarat vaksinasi. FDA diharapkan mempercepat proses persetujuan untuk kelompok usia tersebut.

Setelah disetujui, dokter anak selanjutnya dapat memberikan suntikan dalam hitungan hari. Pemberian vaksin pada anak dinilai sangat penting di tengah gelombang penyebaran varian omicron di seluruh AS selama sebulan terakhir.

Selama ini diketahui bahwa anak-anak memiliki risiko yang jauh lebih rendah terkena penyakit parah akibat Covid-19 dibandingkan orang dewasa. Nyatanya kasus rawat inap anak meningkat selama lonjakan infeksi meningkatkan kekhawatiran tentang implikasi jangka panjang Covid-19.

Bulan lalu, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih Anthony Fauci berharap FDA bisa mengesahkan vaksin untuk anak-anak sekitar bulan Februari. Pada saat itu, Fauci menyampaikan kecil kemungkinannya bahwa anak akan membutuhkan vaksin tiga dosis.

Pfizer mengubah uji klinisnya pada Desember 2021 untuk mempelajari efek pemberian dosis ketiga. Keputusan itu diambil setelah dua dosis vaksin tiga mikrogram tidak menghasilkan respons imun yang memadai pada anak-anak berusia dua hingga empat tahun.

Sebulan yang lalu, peneliti vaksin Pfizer, Alejandra Gurtman, menyebutkan rencana menyiapkan data untuk anak di bawah lima tahun pada akhir Maret atau awal April 2022. Namun, sebanyak 250 dokter mengirim surat bulan lalu yang meminta FDA memotong birokrasi dan segera mengizinkan pemberian dosis tiga mikrogram untuk anak-anak.

Menurut para dokter itu, sungguh tidak etis apabila orang tua tidak memiliki pilihan untuk memvaksinasi anak-anak yang lebih kecil ketika pandemi mengamuk di seluruh negeri. Pasalnya, ada risiko kesehatan besar yang dihadapi anak-anak secara kolektif.

"Ketika anak-anak masuk kembali ke pusat penitipan anak, prasekolah, dan kelompok yang tidak dapat dihindari lainnya, kita semua tahu bahwa jumlah anak yang terinfeksi omicron akan melonjak secara eksponensial," tulis tim dokter dalam surat mereka, dikutip dari laman CNBC, Rabu (2/2/2022).

Setidaknya ada 1.000 anak yang meninggal dunia di AS karena Covid-19 sejak awal pandemi. Data CDC menunjukkan rumah sakit telah menerima 94.000 pasien anak yang mengidap Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement