Sabtu 29 Jan 2022 08:39 WIB

Disuntik Vaksin Booster, Risiko Kematian Akibat Omicron Turun Hingga 95 Persen

Vaksin booster tak saja efektif melawan omicron, tetapi juga sub varian BA.2.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksinasi Covid-19 dosis penguat (booster). Pemberian vaksin booster dapat menurunkan risiko kematian akibat infeksi SARS-CoV-2 varian omicron hingga 95 persen.
Foto:

Penelitian dari UKHSA menemukan booster 92 persen efektif dalam menghentikan rawat inap, dua pekan setelah diberikan. Konsultan Epidemiologi UKHSA dr Gayatri Amirthalingam mengatakan, ada semakin banyak bukti yang menunjukkan jika ibu hamil akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius akibat Covid-19, terutama pada masa akhir kehamilan.

"Pemantauan berkelanjutan kami terhadap program vaksin terus memberikan bukti yang meyakinkan tentang keamanan vaksin Covid-19 pada ibu hamil. Saya akan mendesak semua ibu hamil untuk tidak menunda-nunda vaksinasi. Ini adalah cara terbaik untuk melindungi Anda dan bayi Anda," kata Amirthalingam.

Awal bulan ini, empat dari lima pasien omicron di rumah sakit pada puncak kasus diketahui belum mendapatkan vaksin booster. Sekretaris Kesehatan dan Perawatan Sosial Sajid Javid mengatakan upaya tak kenal lelah dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dan pihak-pihak yang mendukung vaksinasi booster telah melindungi lebih dari 37 juta orang.

photo
5 vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM sebagai dosis penguat alias booster. - (Republika)

"Saat kita belajar untuk hidup dengan Covid-19, kita perlu melihat dengan jelas bahwa virus ini tidak akan hilang. Jadi, silakan dapatkan vaksin pertama, kedua, atau booster Anda," ujarnya.

Pekan lalu, pembatasan Rencana B ditangguhkan setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 dan rawat inap turun. "Karena kampanye pendorong yang luar biasa bersama dengan cara publik menanggapi langkah-langkah Rencana B, kita dapat kembali ke Rencana A di Inggris dan membiarkan peraturan Rencana B kandas," kata Johnson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement