REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Nama besar George Clooney tak membuatnya mudah membuaat karya. Meski telah menjadi salah satu bintang terbesar Hollywood selama beberapa dekade, Clooney tetap harus berjuang agar film produksinya bisa ditayangkan di bioskop.
Dia mengaku harus meyakinkan pihak bioskop agar mau memutar filmnya. Tak hanya menjadi aktor, Clooney kini merambah bidang lain dalam perfilman, seperti penyutradaraan dan produksi.
Dia baru-baru ini menyatakan, bioskop saat kini cenderung enggan memutarkan film-film besutannya. Salah satunya adalah The Tender Bar yang dia sutradarai dan telah dirilis di Amazon Prime.
Alasannya bukan karena sosok Clooney, tapi genre sinema yang dia garap. Area fokus utama Clooney telah lama menjadi komedi dan drama romantis, termasuk beberapa proyek anggaran kecil yang berjalan lambat.
Beberapa contoh karyanya seperti Up in the Air rilisan 2009 atau The Descendants rilisan 2011. Clooney juga telah melangsungkan syuting film komedi romantis di Australia dengan Julia Roberts, berjudul Ticket to Paradise.
Veteran Hollywood itu sedang dalam pembicaraan untuk film anggaran besar mendatang dengan Brad Pitt, yang akan dibuat oleh Apple. Dengan dominannya layanan streaming, film-film yang diputuskan bioskop untuk ditayangkan cenderung blockbuster besar.
Sebut saja film Marvel, Spider-Man: No Way Home, atau sekuel besar yang sudah lama ditunggu-tunggu seperti The Matrix Resurrections. Dapat dimengerti bahwa bioskop lebih memilih film yang lebih mungkin menarik banyak penonton sehingga dapat menghasilkan cukup uang.
Tanggapan Clooney atas hal itu disampaikan dalam wawancara terkini dengan Entertainment Weekly. Pria 60 tahun itu secara terbuka mengakui bahwa membuat film drama skala kecil sudah sulit sebelum streamer mengambil alih.
Pasalnya, antusiasme bioskop terhadap film-filmnya telah berkurang selama beberapa waktu. Selalu ada persaingan soal film apa yang bakal rilis di bioskop, entah itu sinema beranggaran kecil ataupun besar.
Sebagai seorang sineas, penayangan film di bioskop sangat penting artinya bagi Clooney. Pemeran film Ocean's Eleven itu berpendapat, kehadiran film di bioskop menjaga integritas sebagai sineas.
"Tidak ada yang lebih mengasyikkan daripada menonton komedi di ruangan yang penuh dengan orang, atau film seram," ungkap Clooney, dikutip di laman Screen Rant, Rabu (19/1).
Meski demikian, dia juga menyebutkan sisi positif layanan streaming. Ketika bioskop mulai enggan melirik film-film yang dia buat, sejumlah layanan streaming membuka pintu dan menjaga agar cerita-cerita semacam itu tetap hidup.
Clooney bukan satu-satunya sineas yang harus berjuang agar filmnya bisa tayang di bioskop. Contoh sinema besar lain dengan kondisi serupa adalah Dune, tayangan bergenre fiksi ilmiah arahan Denis Villeneuve.
Seiring berjalannya waktu dan masih berlangsungnya pandemi Covid-19, bioskop menganggap film sekuel dan reboot beranggaran besar sebagai pilihan aman. Kebangkitan drama klasik dan komedi romantis di bioskop agaknya masih butuh waktu.