REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Media sosial menjadi tempat untuk bersenang-senang, tetapi dapat dengan mudah membuat kecanduan. Kecanduan media sosial bagi remaja dan dewasa telah menjadi masalah serius di seluruh dunia.
Dilansir di laman Make Use Of, Ahad (16/1/2022), ada beberapa tanda paling umum bahwa Anda kecanduan media sosial. Berikut beberapa gejala kecanduan media sosial yang paling beracun dan tips untuk mengobatinya:
1. Anda mengonsumsi tanpa pikiran
Kecanduan media sosial tanpa pikiran bisa dianalogikan saat Anda memiliki kebiasaan ngemil, bahkan ketika tidak lapar. Merasakan dorongan untuk membuka aplikasi media sosial dan tenggelam di dalamnya adalah tanda kecanduan. Memeriksa media sosial puluhan kali per hari tanpa memikirkan apa yang Anda baca adalah salah satu alasan utama handphone merusak produktivitas.
Untuk membantu diri Anda sendiri menghindari mengonsumsi media sosial tanpa berpikir, tetapkan batas penggunaannya. Bagi remaja atau anak usia muda, kontrol orang tua terhadap perangkat atau fitur pemantauan penggunaan menjadi amat penting.
2. Mengunggah terus-terusan
Hanya sedikit orang yang tidak pernah melakukan oversharing di media sosial. Mengunggah terlalu banyak informasi di media sosial mungkin merupakan indikator lain dari kecanduan media sosial.
Anda perlu berpikir tentang setiap postingan yang Anda unggah. Lingkaran kenalan dan kolega Anda tidak perlu melihat setiap detik setiap hari apa yang Anda unggah, pun sebaliknya. Dengan meluangkan waktu untuk mengatur umpan Anda, Anda akan mengeluarkan konten yang lebih baik, dan tentu saja lebih sedikit.
3. Membandingkan diri dengan orang lain secara tidak perlu
Salah satu ciri remaja kecanduan media sosial adalah obsesinya terhadap media sosial. Baik anak laki-laki maupun perempuan berjuang dengan citra tubuh, keinginan untuk status, dan kebutuhan yang mendesak untuk validasi dari semua orang di sekitar mereka. Harapan yang tidak realistis adalah salah satu efek negatif yang paling menonjol dari media sosial.
Membandingkan diri dengan orang lain membuat siapapun sengsara, terutama ketika satu-satunya kerangka acuan adalah tayangan seseorang tentang kehidupan yang tidak realistis. Perlu diketahui, perusahaan di balik platform media sosial tidak melindungi kesehatan mental pengguna.
Anda perlu memutus siklus perbandingan terus-menerus dengan orang lain, terutama ketika begitu banyak dari mereka memiliki tim PR profesional dan editor foto yang menyempurnakan posting mereka. Jadilah dirimu sendiri, dan banggalah dengan dirimu.
4. Menjalani hidup secara daring
Media sosial memang menyenangkan sebagai tempat berkumpulnya lelucon dan kenangan terindah Anda. Yang terbaik adalah ketika orang-orang berbagi apapun yang membuat mereka bahagia.
Jika Anda lebih khawatir tentang apa yang akan dipikirkan orang lain tentang Anda daripada mewakili diri Anda secara autentik, Anda mungkin memiliki hubungan yang tidak sehat dengan persona online Anda.
Coba perhatikan ketika Anda mengunggah hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman hanya karena Anda pikir pengikut Anda ingin melihatnya. Alih-alih memanjakan orang asing di internet, pikirkan keluarga dan teman kehidupan nyata Anda sebagai audiens Anda. Jadilah apa adanya dan jangan pernah mencoba menjadi seseorang yang bukan diri Anda, dalam kehidupan nyata atau di media sosial.
5. Jadi hal pertama yang Anda raih saat bosan atau terganggu
Salah satu tanda terburuk dari kecanduan media sosial adalah ketika Anda menggunakan ponsel setiap detik, setiap waktu. Ada begitu banyak hal lain yang lebih menguntungkan untuk Anda selami ketika Anda memiliki waktu luang, meskipun hanya sedikit.
Lain kali ketika Anda menemukan diri Anda meraih ponsel Anda, pikirkan semua aktivitas produktif lain yang bisa Anda lakukan, bahkan jika hanya untuk menyelesaikan cuci piring.