REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 98 persen warga Inggris berusia di atas 15 tahun memiliki sebagian kekebalan terhadap varian omicron. Hal ini membuat Inggris mengklaim negaranya paling kebal terhadap Covid-19.
Dengan adanya sebagian kekebalan ini, warga Inggris cenderung hanya akan mengalami gejala ringan bila terkena infeksi varian omicron. Meluasnya kekebalan yang dimiliki warga Inggris juga tercermin dari rendahnya tingkat perawatan di rumah sakit meski kasus Covid-19 meningkat.
"Kita mungkin negara paling kebal di dunia," jelas peneliti dr Raghib Ali dari MRC Epidemiology Unit di University of Cambridge, seperti dilansir The Sun, Senin (10/1/2022).
Data mengenai kekebalan warga Inggris ini disampaikan oleh UK Health Security Agency (UKHSA) dan Cambridge MRC Epidemiology Unit. Mereka mengungkapkan bahwa kekebalan yang dimiliki warga Inggris terbentuk dari kombinasi vaksinasi, booster, dan riwayat infeksi yang memberikan kekebalan alami.
Dr Ali mengatakan, Inggris memiliki cakupan vaksinasi yang luas, khususnya pada kelompok lansia. Di sisi lain, riwayat infeksi alami juga banyak mengenai kelompok muda. Hal ini membuat imunitas yang terbentuk pada populasi menjadi tinggi.
Sebelumnya, studi juga menemukan bahwa varian omicron cenderung lebih ringan dibandingkan strain atau varian lain. Selain itu, tingkat perawatan di rumah sakit saat varian omicron melanda juga 50 hingga 70 persen lebih rendah dibandingkan saat varian delta meluas.
Terlepas dari temuan-temuan positif ini, dr Ali mengimbau agar warga Inggris tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan. Sebagian di antaranya adalah menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan, menjalani tes Covid-19, dan isolasi mandiri bila mengalami gejala atau mendapatkan hasil positif.
Anjuran ini penting untuk diperhatikan karena varian omicron masih menyebar dengan cepat. Sebagian wilayah di luar London pun belum mencapai puncak penambahan kasus.