REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Israel baru-baru ini melaporkan kasus pertama Covid-19 simultan dan infeksi influenza musiman. Gabungan antara infeksi Covid-19 dengan flu dikenal sebagai flurona.
Beberapa ahli mengatakan ada alasan untuk khawatir pada flurona karena kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian. Meskipun yang lain telah mengamati bahwa infeksi simultan masih cukup jarang.
Pihak berwenang di Israel sedang mencari tahu apakah koinfeksi berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius, meskipun wanita hamil yang merupakan kasus pertama yang tercatat di negara itu hanya memiliki gejala ringan dan dipulangkan dalam keadaan sehat secara umum. Demikian menurut Rumah Sakit Beilinson di Petah Tikva.
Namun, ahli virus Universitas Hong Kong Jin Dong-Yan mengatakan koinfeksi bukanlah ancaman besar karena relatif jarang. “Flu musiman tidak terlihat di banyak tempat di mana orang masih mempraktikkan jarak sosial. Itu hilang dari Australia, Selandia Baru, atau Hong Kong pada 2020 dan 2021," kata Jin dilansir South China Morning Post, Sabtu (8/1/2022).
Namun dengan beberapa negara melonggarkan langkah-langkah pengendalian kesehatan masyarakat, flu telah muncul kembali dan memicu kekhawatiran munculnya 'twindemic', musim flu yang parah selama pandemi Covid-19. Centers for Disease and Prevention Control Amerika Serikat (CDC AS) melihat rawat inap karena penyakit seperti flu lebih dari dua kali lipat tahun lalu. Bahkan di China, di mana langkah-langkah kesehatan masyarakat yang ketat masih dilakukan, tingkat positif flu juga meningkat dan lebih tinggi dari musim sebelumnya di rumah sakit yang dipantau.
"Musim flu telah dimulai di banyak negara dan kami telah melihat penurunan vaksinasi flu. Kita bisa melihat tren (penyakit) sedang naik," kata Mahamud dari WHO dalam jumpa pers virtual dari Jenewa pada 4 Januari lalu.
"Itu kekhawatiran terbesar kami jika Anda ingat ketika kami berbicara tentang twindemic. Semua tindakan untuk menekan Covid-19 telah menyingkirkan flu. Sekarang kami santai. Kebanyakan orang tidak divaksinasi dan flu akan kembali dengan lebih kuat," imbuhnya.
Di banyak negara, musim flu tahun lalu adalah yang paling ringan dalam waktu yang lama karena intervensi kesehatan masyarakat untuk Covid-19, yang juga berhasil untuk flu dan masih berlaku. Seorang dokter penyakit pernapasan di Beijing, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media, meyakini risiko koinfeksi seperti itu akan rendah di China di mana Covid-19 kurang lazim.
"Kita akan lebih mungkin terkena flu dan penyakit pernapasan lainnya di tempat kerja, dan orang-orang harus divaksinasi atau mengambil tindakan pencegahan lain untuk perlindungan dari penyakit semacam itu juga," katanya.
Baca juga : 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Terkena Gejala Omicron
Bagaimana Melindungi Diri Dari Flurona?
Langkah-langkah perlindungan untuk flu dan Covid-19 serupa yakni mematuhi aturan jarak sosial, memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan mendapatkan vaksinasi. Vaksin flu telah ada selama beberapa dekade dan diperbarui setiap tahun.
Vaksin Covid-19 yang ada masih memberikan perlindungan terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan dengan penyebaran varian yang sangat bermutasi seperti Omicron, menurut WHO. "Pesan kami dengan tegas adalah, ya, mungkin (terjadi koinfeksi) dan kami mungkin melihatnya karena kami mengabaikan langkah-langkah yang bersifat protektif," kata Mahamud untuk menegaskan kembali perlunya vaksinasi.
"Kami memiliki vaksin flu yang efektif dan vaksin Covid-19 yang efektif yang dapat melindungi anda dari kedua virus tersebut," ujarnya.