Kamis 16 Dec 2021 16:28 WIB

Omicron Gejalanya Memang Lebih Cemen, Tapi Coba Lihat Inggris

Menkes sebut orang pertama yang terinfeksi varian omicron di Indonesia tak bergejala.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Gambar pertama varian omicron dirilis oleh pakar dari ANSA, Italia. Peneliti membandingkan mutasi yang terjadi pada spike protein omicron dibandingkan dengan varian delta. WHO mengingatkan jangan ada narasi bahwa infeksi omicron hanya penyakit ringan.
Foto:

Varian dominan

Selang dua pekan setelah kasus pertama terdeteksi di Inggris, omicron telah menjadi varian dominan di London. Lebih dari 5.300 kasus omicron terdeteksi di Inggris, 10 orang di antaranya dirawat di rumah sakit dan satu orang meninggal akibat infeksi varian baru tersebut.

Menurut WHO, kemungkinan omicron sudah ada di sebagian besar negara, meskipun belum terdeteksi. Jumlah mutasi omicron yang luar biasa tinggi pada lonjakan proteinnya dengan cepat memicu kekhawatiran bahwa itu akan lebih menular daripada varian lain dan berpotensi menghindari perlindungan yang diinduksi vaksin.

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Data awal dari Afrika Selatan menghubungkan varian tersebut dengan lebih sedikit rawat inap. Akan tetapi, para ahli memperingatkan bahwa dinamikanya mungkin tidak sama untuk setiap negara.

Menurut WHO, situasi Afrika Selatan kemungkinan lebih berkaitan dengan proporsi yang sangat tinggi dari warganya yang sudah pernah kena Covid-19. WHO mengingatkan untuk tidak memperlakukan varian omicron sebagai strain ringan karena virus tersebut juga dapat menyebabkan penyakit parah.

"Kita tahu bahwa orang yang terinfeksi omicron dapat memiliki spektrum penyakit yang lengkap, mulai dari infeksi tanpa gejala hingga penyakit ringan, hingga penyakit parah, hingga kematian," Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO saat konferensi pers pada Selasa.

Sehari setelahnya, Van Kerkhove mengatakan bahwa peningkatan penularan akan mengakibatkan lebih banyak rawat inap yang membebani sistem perawatan kesehatan. Beberapa di antaranya akan gagal menangani banjir kasus Covid-19.

"Ketika sistem terbebani, maka orang akan mati. Kita harus benar-benar berhati-hati agar tidak ada narasi di luar sana bahwa itu hanya penyakit ringan," ujar Van Kerkhove.

Orang tua, orang dengan penyakit kronis, dan orang yang tidak divaksinasi masih berisiko terkena penyakit parah, menurut Van Kerkhove. Sementara itu, Dr Mike Ryan selaku direktur program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan, varian omicron berlipat ganda setiap dua hari atau kurang di Inggris.

"Jika Anda memiliki 100 ribu kasus hari ini, akan ada 200 ribu kasus dalam waktu dua hari, lalu kemudian menjadi 400 ribu dua hari berikutnya, dan bertambah jadi 800 ribu dua hari setelahnya," kata Ryan.

Selama sepekan, menurut Ryan, jumlah kasus yang sebenarnya dapat meningkat delapan atau 10 kali lipat. Itulah yang dikhawatirkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement