Kamis 09 Dec 2021 14:24 WIB

Tantangan Dunia Literasi di Mata Erick Thohir dan Rintik Sedu

Erick Thohir dan Rintik Sedu bahas literasi di Sarinah Jakarta Content Week 2021.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut multiplatform storytelling harus dikembangkan untuk mendukung literasi masyarakat. Ia menyampaikan gagasan tersebut dalam Sarinah Jakarta Content Week 2021, Rabu (8/12).
Foto:

Ketua Harian Jakarta Kota Buku Laura Bangun Prinsloo berharap kehadiran Erick Thohir dan Rintik Sedu bisa menjawab tantangan dalam dunia literasi dan pemanfaatan yang tepat terhadap dunia digital. Laura menilai anak muda Indonesia harus benar-benar bangkit dan melakukan perubahan dengan aktivasi dunia digital yang mempermudah.

"Dukungan dari pemangku kepentingan dan pemerintah pun harus diupayakan dengan semaksimal mungkin untuk tercapainya pemerataan dan pemberdayaan literasi yang lebih luas lagi," ujar Laura.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengatakan diskusi ini menjadi bagian dari dukungan Sarinah sebagai community mall. Sarinah ingin menjadi ruang kreasi, pertemuan, dan jejaring para insan kreatif, terutama di bidang literasi.

"Kami berharap, teman-teman di industri kreatif dan konten kreator seperti Rintik Sedu, bisa memanfaatkan Sarinah untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama dengan pemerintah, dalam hal ini BUMN," kata Fetty.

Sarinah Jakarta Content Week 2021 yang berlangsung pada 1 Desember hingga 12 Desember 2021 diinisiasi oleh Yayasan 17000 Pulau Imaji (YTPI) dan Frankfurt Book Fair serta mendapat dukungan dana oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Sarinah

(Persero,) dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta. Ada sesi khusus yang membahas mengenai isu ini dan mempertemukan penulis muda dari generasi digital native dengan Menteri BUMN, dua generasi dan sudut pandang.

Acara yang merupakan hasil kolaborasi dengan JCCN (Jakarta Creative City Forum) dan ICCN (Indonesia Creative City Network)  ini membahas beragam tantangan dan kesempatan yang tersaji di dunia literasi. Elemen produksi, medium, distribusi, sampai minat baca masyarakat turut dibahas.

Di saat yang bersamaan, Jakarta sebagai Ibu Kota negara Indonesia telah dinobatkan sebagai salah satu UNESCO City of Literature. Jakarta juga telah masuk ke dalam jaringan kota kreatif dunia. Dalam diskusi ini, dibahas tentang banyaknya elemen yang membangun dunia literasi Indonesia dan sampai saat ini beberapa di antaranya masih belum bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan semacam role model atau prototype yang mampu menginspirasi, menggerakkan, atau bahkan mengorganisir para stakeholder literasi dan masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement