REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika terburu-buru, sebagian orang mengakhiri sesi olahraga seperti joging atau bersepeda begitu saja, lalu segera mandi. Padahal, ada rutinitas penting yang perlu dilakukan usai olahraga apapun, yaitu melakukan peregangan.
Melewatkan tahapan itu bisa memicu konsekuensi tertentu, lebih dari sekadar badan yang kaku pada hari berikutnya. Berikut dampak jangka pendek dan jangka panjang akibat mengabaikan peregangan, dikutip dari laman Huff Post, Rabu (8/12).
Lebih mudah cedera
Ketika tidak rutin melakukan peregangan, otot-otot tidak lagi memiliki hubungan panjang dan tegangan yang optimal. Ketika ini rusak, otot-otot lain harus membawa beban yang mungkin tidak dirancang untuk dilakukan sehingga rentan menyebabkan cedera.
"Cedera yang paling umum adalah tendonitis dan/atau ketegangan otot, tergantung pada otot mana yang membawa beban berlebihan dan otot apa yang seharusnya menanggung beban. Untuk jangka panjang, ini dapat menyebabkan radang sendi," ujar terapis fisik di Finish Line Physical Therapy di New York, Amerika Serikat, Tim Waanders.
Olahraga tidak optimal
Menit ekstra untuk melakukan peregangan di akhir olahraga mungkin tampak seperti buang-buang waktu, tetapi itu mempersiapkan tubuh untuk sesi olahraga berikutnya. Peregangan adalah bagian penting dari persiapan stamina jika akan melakukan latihan fisik lagi.
Artinya, tidak melakukan peregangan hari ini berdampak pada stamina untuk olahraga di lain hari. "Mobilitas buruk dapat menurunkan kinerja dan koordinasi atletik, sehingga membuat lebih sulit untuk melakukan latihan berbeda," ungkap Waanders.
Postur tubuh memburuk
Secara umum, banyak orang memiliki postur kurang baik akibat kurang bergerak. Ditambah dengan tidak melakukan peregangan setelah berolahraga, seiring waktu postur kian bungkuk, memicu ketidakseimbangan otot, dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
"Jika Anda duduk sepanjang hari, otot-otot di bagian depan dada dan tubuh bagian atas bisa menjadi sangat kencang," kata Juru bicara American Physical Therapy Association, Maura Iversen.
Memperburuk penuaan
Tubuh sangat membutuhkan peregangan seiring bertambahnya usia. Pasalnya, secara umum otot dan persendian kian melemah. Itu dapat menyebabkan pengurangan rentang gerak secara bersamaan. Kabar baiknya, peregangan dapat membantu melawannya.
Peregangan setelah melakukan gerakan apa pun, kuat atau ringan, akan menetralkan otot kaku akibat kurang bergerak. Pada akhirnya, itu membantu tetap aktif seiring penuaan. Sebaliknya, tidak melakukan peregangan saat muda mengarah pada lingkaran setan imobilitas di masa tua.
"Ketika lebih sulit bagi seseorang untuk bergerak, maka dia cenderung tidak berolahraga. Itu menyebabkan lebih banyak imobilitas dan siklus terus berlanjut," tutur Iversen.