Rabu 08 Dec 2021 15:48 WIB

WHO: Plasma Konvalesen tak Bermanfaat untuk Pasien Covid-19

Tim pakar WHO tak merekomendasikan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Rep: Puti Almas, Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma darahnya. WHO sangat tidak menganjurkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 ringan dan tidak merekomendasikannya untuk pasien bergejala berat dan kritis.
Foto:

Secara hipotesis, penggunaan plasma darah dengan antibodi yang dikandungnya dapat menetralkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2). Selain itu, plasma konvalesen juga diyakini menghentikan replikasi virus dan menghentikan kerusakan jaringan.

Sebaliknya, beberapa penelitian yang menguji plasma konvalesen justru menunjukkan tidak ada manfaat nyata perannya dalam mengobati pasien Covid-19 dengan gejala parah. Uji coba yang berbasis di Amerika Serikat (AS) terkait plasma darah juga telah dihentikan pada Maret 2021 setelah ditemukan bahwa plasma konvalesen tidak mungkin membantu pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Sementara itu, peneliti lintas negara pun telah menyimpulkan pemberian plasma konvalesen sebagai terapi sia-sia alias sudah terbukti tidak efektif untuk sebagian besar pasien Covid-19 yang sakit kritis. Hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA ini adalah yang temuan terbaru dari uji coba REMAP-CAP.

photo
Perkembangan penelitian plasma konvalesen - (Republika)

Kesimpulan itu ditarik dari uji coba terhadap ribuan pasien di ratusan rumah sakit di seluruh dunia. Peneliti REMAP-CAP mencoba mencari tahu perawatan Covid-19 mana yang paling berhasil untuk pasien.

Menurut peneliti, ada alasan yang masuk akal secara biologis untuk beralih ke plasma konvalesen di awal pandemi Covid-19. Terlebih, ketika ratusan ribu orang sakit, sementara perawatannya belum ditemukan.

"Sayangnya, plasma konvalesen juga diberikan di luar uji klinis atau dalam uji coba yang tidak berfokus pada pasien yang sakit kritis, sehingga memperlambat kemampuan kami untuk melihat apakah itu benar-benar bekerja," kata kata rekan penulis studi Bryan McVerry, seorang profesor di University of Pittsburgh (UPMC) di Amerika Serikat, dilansir Indian Express, Rabu (6/10).

Dengan hasil terbaru ini, para peneliti merekomendasikan agar penggunaan plasma konvalesen harus dihentikan untuk merawat pasien Covid-19 bergejala parah. Saat itu, mereka menyarankan agar fokusnya harus beralih ke perawatan yang diketahui manjur serta mengembangkan dan menguji Covid-19 dengan lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement