Rabu 08 Dec 2021 15:48 WIB

WHO: Plasma Konvalesen tak Bermanfaat untuk Pasien Covid-19

Tim pakar WHO tak merekomendasikan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Rep: Puti Almas, Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma darahnya. WHO sangat tidak menganjurkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 ringan dan tidak merekomendasikannya untuk pasien bergejala berat dan kritis.
Foto: Prayogi/Republika.
Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma darahnya. WHO sangat tidak menganjurkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 ringan dan tidak merekomendasikannya untuk pasien bergejala berat dan kritis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19. Dalam sebuah pernyataan, badan tersebut mengatakan bahwa  komponen darah penyintas Covid-19 yang kaya akan antibodi itu sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan gejala ringan, sedang, maupun berat.

"Bukti saat ini menunjukkan bahwa plasma darah tidak meningkatkan kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan akan ventilasi mekanis," ujar WHO dalam saran yang diterbitkan di British Medical Journal, seperti dilansir DW, Selasa (7/12).

Baca Juga

Selain tak bermanfaat, menurut pakar WHO, pemberian plasma konvalesen juga mahal dan proses transfusinya memakan waktu. Dikutip AP, pakar WHO mengatakan, kesimpulan tersebut diambil dari hasil 16 uji coba yang melibatkan lebih dari 16 ribu pasien dengan beragam tingkat keparahan Covid-19.

"Oleh karena itu, WHO sangat tidak menganjurkan penggunaan plasma konvalesen pada pasien Covid-19 yang tidak parah dan tidak merekomendasikannya pada pasien bergejala berat dan kritis, kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol," kata WHO.

Dalam pernyataan setebal 81 halaman, grup pakar WHO menegaskan bahwa "tidak ada manfaat yang jelas untuk perbaikan pasien kritis". Ini artinya, pemberian plasma konvalesen tidak ada manfaatnya bagi pasien yang membutuhkan ventilator dan tidak dapat menurunkan risiko kematian pasien Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement