REPUBLIKA.CO.ID, SUVA -- Dengan adanya risiko ancaman varian corona baru Omicron, Fiji tetap membuka perbatasannya untuk menerima kedatangan wisatawan. Negara kepulauan di selatan Samudra Pasifik itu menyambut turis menikmati pantai pasir putih yang indah dan pengalaman berwisata menenangkan.
Penerbangan turis pertama dari Sydney, Australia, ke Fiji telah resmi dibuka pada Rabu (1/12). Akan ada lebih banyak jadwal penerbangan dari Australia dan Amerika Serikat (AS) menuju negara tersebut dalam beberapa hari mendatang.
Kepala Eksekutif Fiji Airways Andre Viljoen mengatakan bahwa dimulainya kembali pariwisata di negaranya akan membantu menghidupkan perekonomian. "Selamat datang di hari yang sangat penting ini. Kami telah menunggu hari ini selama 20 bulan terakhir," kata Viljoen kepada media.
Dia mengatakan maskapai telah menjalankan langkah-langkah protokol kesehatan dan keselamatan untuk menekan risiko penularan Covid-19. Itu termasuk penyaringan ekstra untuk Omicron, dengan memastikan penumpang tidak mengunjungi negara berisiko tinggi sebelumnya.
Viljoen menyampaikan bahwa memang ada beberapa pembatalan penerbangan akibat berita mengenai Omicron yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pekan lalu. Akan tetapi ada pula pemesanan ulang dan pemesanan tiket baru sehingga tidak banyak berdampak secara keseluruhan.
Sementara, ketika varian Delta merebak, dilaporkan hampir 700 orang meninggal dunia di Fiji, namun sekarang mereda dengan hanya sekitar lima infeksi baru setiap hari. Menurut Our World in Data, sekitar 64 persen populasi Fiji telah divaksinasi penuh dan 70 persen sudah mendapat satu dosis.
Kepala Eksekutif Pariwisata Fiji Brent Hill mengatakan setidaknya 75 ribu wisatawan telah memesan perjalanan ke negara itu selama beberapa bulan ke depan. Untuk menarik pelancong, Fiji menggagas kampanye yang melibatkan aktris Australia Rebel Wilson.
Fiji cukup bergantung kepada pendapatan dari sektor pariwisata. Perekonomian Fiji mengalami pukulan berat tahun lalu, turun sebanyak 19 persen. Itu mendorong pemerintah menawarkan bantuan alat dan uang tunai kepada para pengangguran di Fiji untuk menjadi petani.
Jaksa Agung Aiyaz Sayed-Khaiyum berujar, banyak orang telah menunggu-nunggu kesempatan untuk bekerja dengan kemungkinan kembali menggeliatnya ekosistem pariwisata Fiji. "Ada gebrakan aktivitas yang nyata," tuturnya, dikutip dari laman AP, Kamis (2/12).