Menurut peneliti, varian Delta menjadi penyebab menurunnya tingkat efektivitas vaksin tersebut. Hal yang sama juga ditemukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York yang mendeteksi penurunan perlindungan vaksin terhadap infeksi bulan Juli dan Agustus ketika varian Delta dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.
Selain karena menyebar luasnya varian delta, menurut Cohn, faktor-faktor lain juga mungkin mempengaruhi. Seperti penurunan imunologis atau perilaku individu dalam menerapkan pencegahan penyebaran Covid-19.
Karenanya, Chon menilai temuan ini menegaskan pentingnya program booster, terutama yang berkaitan dengan vaksin J&J sekali pakai. Cohn juga berpendapat bahwa penelitian tersebut menunjukkan perlunya langkah-langkah tambahan, lebih dari sekadar vaksinasi, dalam mengurangi dampak Covid-19 selama beberapa bulan mendatang.
"Mengingat penurunan perlindungan vaksin dan dominasi varian Delta yang lebih infektif, kami mendesak tindakan cepat untuk mempromosikan vaksinasi primer, booster dan juga mendorong masker, jarak sosial, dan lapisan perlindungan lainnya terhadap infeksi,” kata Cohn.
Baca juga : Wiku: Penyintas Covid-19 Bisa Kembali Tertular Omicron