REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli mengatakan gangguan aliran darah bisa menyebabkan perubahan warna kulit, terutama saat kolesterol tinggi. Peringatan pertama adalah kulit terasa lebih dingin atau bisa disebut suhu kulit menurun.
Para ahli di John Hopkins Medicine mengatakan, kulit di bagian betis hingga telapak kaki mungkin akan tampak tipis, rapuh, dan sedikit berkilau. Perubahan pada kulit ini merupakan indikasi penyakit peripheral vascular disease (PVD) yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.
"PVD adalah gangguan sirkulasi yang lambat dan progresif," kata para ahli menjelaskan. Penyebab utama PVD adalah aterosklerosis yaitu penumpukan plak (termasuk kolesterol) di dinding arteri.
"Gumpalan darah dapat terbentuk di dinding arteri, selanjutnya mengurangi ukuran bagian dalam pembuluh darah dan menghalangi arteri utama," ujar mereka, seperti dilansir di laman Express.co.uk, Selasa (30/11).
Beberapa orang dengan kondisi ini mungkin tidak mengalami gejala. Namun, salah satu tanda pertamanya adalah kram kaki yang menyakitkan yang terjadi saat olahraga dan hilang saat istirahat.
Kram seperti itu dikenal sebagai klaudikasio intermiten, di mana otot membutuhkan lebih sedikit aliran darah saat istirahat, itulah sebabnya kram menghilang.
Indikasi lainnya adalah:
- Denyut nadi lemah di sepanjang kaki.
- Gangrene (jaringan mati karena kurangnya aliran darah).
- Bulu kaki rontok.
- Impoten.
- Luka yang tidak akan sembuh karena titik-titik tekanan, seperti pada tumit atau pergelangan kaki.
- Mati rasa, kelemahan, atau berat pada otot.
- Nyeri (digambarkan sebagai rasa terbakar atau nyeri) saat istirahat, biasanya di jari kaki dan di malam hari saat berbaring.
- Pucat saat kaki ditinggikan.
- Perubahan warna biru kemerahan pada ekstremitas.
- Mobilitas terbatas.
- Sakit parah ketika arteri sangat sempit atau tersumbat.
- Kuku kaki yang menebal dan buram.
Meski begitu, gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lain, jadi penting untuk segera menemui dokter agar mendapat diagnosis yang pasti. Alat diagnosis mungkin bisa dengan angiogram (sinar-X dari arteri dan vena), atau indeks pergelangan kaki-brakialis yang membandingkan tekanan darah pergelangan kaki dengan lengan.
Jika PVD segera diketahui, pengobatan berfokus pada pengendalian gejala dan menghentikan perkembangan penyakit. Dengan demikian, tujuan utamanya adalah untuk menurunkan risiko serangan jantung dan strok.
Kemudian juga dengan melakukan penyesuaian gaya hidup termasuk olahraga teratur, nutrisi yang tepat, dan tidak merokok. Obat yang diresepkan mungkin termasuk anti-platelet (yaitu pengencer darah) dan obat-obatan yang mengendurkan dinding pembuluh darah.
Pembedahan juga bisa menjadi pilihan, tetapi dokter akan mendiskusikan perawatan terbaik dulu. Sangat penting untuk mengatasi PVD, tidak hanya karena risiko komplikasi yang mengancam jiwa, tetapi juga karena dampaknya terhadap kualitas hidup seseorang.
Jika tidak diobati, PVD dapat menyebabkan nyeri parah di kaki dan tangan. Selain itu, dapat menyebabkan mobilitas terbatas karena rasa sakit dan ketidaknyamanan. Hal itu juga bisa menyebabkan amputasi anggota badan karena pengaruh aliran darah. Untuk mengurangi risiko kolesterol tinggi yang menyebabkan PVD, kita harus menghindari asap rokok.
"Berhenti merokok, termasuk menghindari asap rokok dan penggunaan produk tembakau apa pun," kata para ahli.