Lebih lanjut, Chris mengungkapkan bahwa gugatan ini bertujuan untuk memberikan efek jera. Dengan begitu, ke depannya akan dibentuk sistem pengamanan yang lebih baik.
"Tidak ada alasan lagi untuk desain kerumunan yang buruk atau panitia event yang kurang responsif seperti di festival ini. Kejadian memilukan seperti ini tidak boleh terulang," jelas Chris.
Gugatan serupa juga diajukan oleh Adam dan Jennifer Cox selaku orang tua dari kawan mendiang Hilgert yang terluka dalam konser tersebut. Richard Mithoff, seorang pengacara untuk kedua keluarga, mengatakan bahwa insiden ini harus benar-benar dievaluasi dan semua korban harus mendapatkan haknya.
Sejauh ini, sudah ada lebih dari 150 tuntutan hukum yang diajukan oleh sekitar 600 orang yang mengklaim bahwa mereka terluka dalam peristiwa naas itu. Pekan lalu, 282 korban konser mengajukan gugatan dua miliar dolar AS terhadap Scott, Drake, Live Nation, Apple Music, dan Stadion NRG (tempat konser digelar) yang dinilai tidak profesional sehingga kekacauan terjadi dan menyebabkan korban tewas serta luka-luka.
Sementara itu, Live Nation telah menyatakan komitmennya dalam mendukung dan membantu penyelidikan oleh pihak berwenang. Live Nation telah menyewa firma hukum terkenal Susman Godfrey untuk membela mereka dalam kasus ini.
Sementara itu, Travis sebelumnya mengaku bahwa dirinya tidak menyadari bahwa insiden itu terjadi. Ia mengklaim akan menghentikan konser jika mengetahuinya.