Kamis 25 Nov 2021 19:24 WIB

Kebiasaan Sehari-hari yang tak Dianjurkan Dokter

Sebagian dari kebiasaan tersebut mungkin tak menyehatkan, namun tampak biasa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Kebiasaan sehari-hari yang tak dianjurkan oleh dokter, ssalah satunya langsung bermain HP saat bangun tidur (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kebiasaan sehari-hari yang tak dianjurkan oleh dokter, ssalah satunya langsung bermain HP saat bangun tidur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup yang kerap mereka lakukan dalam keseharian. Sebagian dari kebiasaan tersebut mungkin tak menyehatkan, namun tampak biasa. Bila kebiasaan tak menyehatkan tersebut dilakukan secara terus-menerus bisa memicu masalah pada kemudian hari.

Beberapa dokter mengungkapkan ada 12 kebiasaan umum yang tampak biasa namun perlu dijauhi karena bisa merugikan kesehatan. Berikut ini adalah kedua belas kebiasaan yang perlu dihindari tersebut, seperti dilansir di laman Eat This Not That, Kamis (25/11):

Baca Juga

1. Menyantap makanan yang sama setiap hari

Spesialis penyakit dalam dan anak, dr Simoni Baid, sangat tidak menganjurkan orang-orang untuk menyantap makanan yang sama setiap hari. Dr Baid mengatakan, setiap orang perlu mengonsumsi jenis makanan yang ebragam dengan warna hingga tekstur yang bervariasi. Keberagaman ini dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah masalah pencernaan seperti konstipasi dan kembung.

2. Mudah puas

Ketika seseorang mudah merasa puas, tubuh dan pikirannya tak akan terasah dan berhenti berkembang. Ketika hal tersebut terjadi, dr Baid mengatakan kondisi tubuh bisa mengalami penurunan yang lebih cepat. Rasa puas yang mudah muncul ini umumnya terjadi akibat adanya rutinitas monoton.

3. Memusuhi lemak

Tubuh sebenarnya membutuhkan lemak untuk menunjang fungsi otak, kulit, hingga fungsi organ lain. Oleh karena itu, memusuhi lemak bukan lah hal yang bijak untuk dilakukan. Dalam hal mengonsumsi lemak, yang terpenting adalah memilih jenis dan porsi lemak yang tepat. Jenis lemak yang sebaiknya dihindari atau dibatasi adalah lemak jenuh dan lemak trans. Jenis lemak yang direkomendasikan adalah lemak tak jenuh yang bisa ditemukan dalam berbagai makanan, mulai dari alpukat, kacang dan biji, zaitun, serta ikan berlemak.

Penelitian menunjukkan bahwa mengganti lemak trasn dan lemak jenuh dengan lemak tak jenuh dapat memberikan perbedaan pada kadar kolesterol darah. Subtitusi ini dapat menurunkan kadar lemak jahat atau LDL serta trigliserida, dan menaikkan kadar kolesterol baik atau HDL.

4. Olahraga monoton

Salah satu bagian terpenting dalam menjaga kesehatan adalah berolahraga. Akan tetapi, melakukan jenis olahraga yang sama setiap hari dapat membuat tubuh rentan terhadap cedera. Sebagai contoh, orang yang hanya melakukan lari bisa mengalami masalah nyeri lutut, sedangkan orang yang hanya melakukan yoga bisa mengalami kelemahan sendi. Lakukan kombinasi olahraga yang disukai sepanjang pekan agar mendapatkan variasi.

5. Membiarkan haus

Hidrasi tubuh yang terjaga dengan baik bisa membantu menunjang ingatan tetap sehat, suasana hati tetap stabil, dan pikiran tetap termotivasi. Selain itu, hidrasi tubuh yang baik juga dapat membuat kulit menjadi kenyal dan mempermudah racun di dalam tubuh keluar lebih optimal. Kekurangan asupan cairan dan dehidrasi dapat memunculkan efek yang sebaliknya.

6. Mengecek ponsel sesaat setelah bangun

Chief Medical Officer dari Better U, dr Sam Zand, menganjurkan setiap orang untuk menahan diri agar tidak langsung mengecek ponsel mereka ketika bangun tidur. Coba luangkan waktu sejenak untuk latihan bernapas, meditasi, melakukan peregangan, menulis jurnal rasa syukur, atau mengatur niat. Menurut dr Zand, perubahan sederhana ini bisa membuat hari-hari berjalan dengan lebih baik.

7. Menyantap karbohidrat bergula saat sarapan

Mengonsumsi makanan bergula pada pagi hari dapat membuat tubuh memasuki mode istirahat dan mencerna. Kondisi ini bisa menambah inflamasi di dalam sistem tubuh. Dampaknya, pikiran dan tubuh akan melambat, lalu energi dan fokus akan berkurang. Sebagai menu sarapan, dr Zand lebih menganjurkan makanan rendah kalori yang seimbang seperti sayur, buah, atau kacang.

8. Asupan mental yang negatif

Beragam paparan media sosial, berita, hiburan, hingga interaksi harian merupakan "makanan" bagi pikiran. Bila "makanan" yang masuk ke pikiran bersifat negatif, perspektif hidup yang terbentuk oleh otak pun akan ikut menjadi negatif. Coba selektif untuk memilih "makanan" yang baik dan positif bagi pikiran.

9. Bergosip

Saat seseorang fokus membicarakan orang lain, dia akan terjebak ke dalam pola pikir yang tidak sehat. Dr Zand mengatakan, hal tersebut akan membuat pikiran lebih mudah terpengaruh oleh kecenderungan untuk membanding-bandingkan, rasa cemburu, dan kebencian. Lambat laun, rasa cinta dan syukur yang dapat menjadi koneksi kuat antarmanusia bisa memudar.

10. Mengobati diri sendiri

Konflik emosional kerap mendorong seseorang untuk mencari pelarian yang dapat membawa kebahagiaan. Pelarian ini tak selalu berujung pada hal-hal yang baik. 

Sering kali, orang yang mengalami konflik emosional mencari kesenangan instan melalui alkohol, narkotika, makanan, hingga pornografi. Cara-cara tersebut tak akan bisa benar-benar mengatasi masalah yang mendasari konflik emosional. Akan lebih baik bila konflik emosional ini ditangani oleh cara yang tepat, seperti terapi dengan psikolog atau psikiater.

11. Melewati makan

Banyak orang berpikir bahwa melewatkan waktu makan merupakan hal yang menyehatkan karena bisa memangkas asupan kalori. Padahal, tindakan ini justru akan memicu dampak yang sebaliknya.

"Dengan melewatkan jam makan, itu akan memperlambat metabolisme dan meningkatkan keinginan makan, jadi Anda kemungkinan akan makan berlebih kemudian, dan biasanya yang dikonsumsi secara berlebihan adalah makanan olahan tak sehat," jelas pelatih kesehatan holistik, Virginia Gruhler, dari Simply Virginia.

12. Minum shake protein

Protein shake merupakan minuman yang umum dikonsumsi oleh orang-orang yang melakukan olahraga di gym. Akan tetapi, kebanyakan shake protein sebenarnya memuat bahan yang dapat memicu inflamasI seperti sirup, pewarna, perisa buatan, atau gula. Beragam bahan ini dapat memicu hiperaktivitas, iritabilitas, sakit kepala, kenaikan berat badan dan alergi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement