Kamis 04 Nov 2021 22:00 WIB

Epidemiolog: Percepatan Vaksinasi Antisipasi Lonjakan Kasus

Percepatan vaksinasi diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Percepatan vaksinasi diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Percepatan vaksinasi diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengatakan, percepatan program vaksinasi sangat diperlukan. Hal ini guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 seiring peningkatan mobilitas masyarakat.

"Terlebih lagi pada libur nasional Natal dan Tahun Baru di penghujung tahun ini dikhawatirkan mobilitas masyarakat akan makin meningkat," katanya di Purwokerto, Kamis (4/11).

Baca Juga

Peningkatan mobilitas saat libur nasional Natal dan Tahun Baru tersebut, kata dia, perlu dibarengi dengan percepatan vaksinasi guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. "Terutama vaksinasi pada kelompok lansia, ini harus jadi prioritas utama, karena merupakan kelompok paling rentan," katanya.

Dia berharap cakupan vaksinasi di Tanah Air akan terus meningkat secara signifikan hingga menjelang akhir tahun sesuai dengan target untuk mewujudkan kekebalan kelompok. Selain peningkatan cakupan vaksinasi, kata dia, praktik 3T, yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing) dan pengobatan (treatment) juga perlu terus diintensifkan.

"Praktik 3T harus diintensifkan sambil terus menjalankan program vaksinasi COVID-19 sesuai target sasaran kelompok," katanya.

Selain itu, kata dia, penerapan program 3T juga masih perlu didukung dengan penerapan 3M, yaitu dengan cara memakai masker, menjaga jarak dan juga mencuci tangan. "Warga juga perlu terus diingatkan untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna mencegah COVID-19 karena pandemi belum berakhir," katanya. 

Dia mengatakan, protokol kesehatan harus menjadi bagian dari kebiasaan dan gaya hidup masyarakat. "Saat ini secara nasional kasus harian dan kematian terus menurun. Namun, kita tidak boleh lengah karena masih ada kemungkinan virus masih berada di sekitar kita," katanya.

Sementara itu, sebelumnya Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengemukakan, terdapat sembilan provinsi di Indonesia yang mengalami kecenderungan peningkatan jumlah kasus positif dalam sepekan terakhir. 

"Berdasarkan pemantauan per 31 Oktober 2021, terdapat sembilan provinsi yang mengalami kecenderungan peningkatan rata-rata jumlah kasus positif COVID-19 pada tujuh hari terakhir dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya," katanya.

Sembilan provinsi tersebut adalah Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement