Selasa 02 Nov 2021 15:04 WIB

Asal-Usul Covid-19 tak akan Pernah Diketahui

Badan Intelijen AS menyebutkan tak akan pernah bisa mengidentifikasi sumber Covid-19.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Badan Intelijen AS menyebutkan tak akan pernah bisa mengidentifikasi sumber Covid-19.
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
Badan Intelijen AS menyebutkan tak akan pernah bisa mengidentifikasi sumber Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya tidak akan pernah bisa mengidentifikasi asal-usul virus Covid-19. Namun, mereka menyimpulkan bahwa keberadaan virus tidak dibuat sengaja sebagai senjata biologis.

Dalam penelitian terbaru tentang asal virus Covid-19, dilansir dari BBC, Selasa (2/11), Office of the Director of National Intelligence (ODNI) menyebutkan bahwa penularan dari hewan ke manusia maupun kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang masuk akal tentang penyebarannya. Akan tetapi, tidak ada informasi yang cukup untuk mencapai kesimpulan yang pasti. 

Baca Juga

Tak hanya itu, China juga sudah mengkritik laporan tersebut. Temuan itu diterbitkan dalam laporan yang tidak diklasifikasikan sebagai temuan pembaruan sejak Agustus 2021.

Namun, ODNI tetap akan mencari tahu asal virus yang paling memungkinkan. Berdasarkan laporan BBC, ada empat lembaga menilai dengan keyakinan yang masih rendah bahwa virus tetap berasal dari hewan yang terinfeksi atau sejenis virus terkait.

Sebuah lembaga mengatakan cukup yakin bahwa infeksi manusia pertama kemungkinan besar adalah hasil dari kecelakaan laboratorium. Infeksi tersebut mungkin melibatkan eksperimen atau penanganan hewan oleh Institut Virologi Wuhan.

Tak hanya itu, di dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa para pejabat China tidak mengetahui keberadaan virus sebelum wabah awal Covid-19 di Kota Wuhan terjadi pertama kali pada akhir 2019. Namun, China terus menghalangi penyelidikan global dan menolak berbagi informasi.

Pihak berwenang China mengaitkan kasus awal Covid-19 dengan pasar makanan laut di Wuhan yang membuat para ilmuwan berteori bahwa virus itu pertama kali ditularkan ke manusia dari hewan. Hingga awal tahun ini, laporan media AS menunjukkan semakin banyak bukti bahwa virus itu bisa saja muncul dari laboratorium Wuhan atau mungkin melalui kebocoran yang tidak disengaja.

Pada Mei 2021, AS juga memerintahkan pejabat intelijen untuk menyelidiki asal-usul virus Covid-19, termasuk teori kebocoran laboratorium yang ditolak oleh China. Namun, hal itu justru mendapat kritik dari pihak China.

“Langkah AS yang mengandalkan aparat intelijennya dibandingkan ilmuwan untuk melacak asal-usul Covid-19 adalah lelucon politik yang lengkap,” tulis Kedutaan Besar China di Washington dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan Reuters.

"Kami mendukung upaya berbasis sains dalam penelusuran asal-usul virus dan akan terus terlibat secara aktif. Karena itu, kami dengan tegas menentang upaya untuk memolitisasi masalah ini," bunyi pernyataan itu lebih lanjut.

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sebelumnya membentuk tim baru untuk menyelidiki sumber virus Covid-19 pada Oktober. Tim ini termasuk beberapa yang bertugas dalam misinya ke Wuhan, China.

Tim tersebut terdiri atas 26 anggota yang kemudian dibentuk dengan nama Scientific Advisory Group on the Origins (SAGO) untuk Patogen novel coronavirus. Nama-nama ilmuwan tersebut diusulkan menjelang periode konsultasi publik selama dua pekan.

Dalam hal ini WHO juga mendesak China untuk memberikan data-data terkait kasus-kasus awal Covid-19. Kasus Covid-19 pertama diketahui terdeteksi pada Desember 2019 di Wuhan, China.

Pada awal tahun ini, sebuah tim WHO menghabiskan empat pekan di Wuhan, China, dengan para ilmuwan setempat. Pada Maret lalu, laporan penyelidikan juga mengungkap virus mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, tetapi para ilmuwan berpendapat perlu melakukan penelitian lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement