Kamis 28 Oct 2021 15:35 WIB

Animator Senior: Kualitas Film Nussa Taraf Internasional

Film Nussa sudah sangat baik jika dilihat dari berbagai aspek

Rep: Imas Damayanti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Karakter Nussa dalam film animasi Nussa produksi Visinema Pictures.
Foto: Visinema
Karakter Nussa dalam film animasi Nussa produksi Visinema Pictures.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Nussa yang sudah dirilis di bioskop beberapa waktu lalu mendapat animo positif dari masyarakat. Film yang diproduksi oleh The Little Giant dan Visinema Pictures ini pun dinilai memiliki kualitas di atas rata-rata. 

Animator Senior Indonesia yang juga CEO Tempo Animation Chandra Endroputro menjelaskan, kualitas film-film animasi berciri keumatan seperti Nussa sudah sampai pada taraf internasional. Menurut dia, film animasi Nussa sudah sangat baik jika dilihat dari berbagai aspek.

“Kualitas (film animasi Nusa dan Rara)-nya sudah internasional. Secara kualitas bagusnya itu bukan hanya dari teknis, tapi artistiknya bagus, kontennya bagus, dan film ini sangan komunikatif dengan audience,” kata Chandra saat dihubungi Republika, Rabu (27/10).

Dia menekankan bahwa hadirnya film animasi Nussa serta film-film animasi sejenisnya di Indonesia merupakan langkah positif. Suksesnya film-film animasi itu dinilai dapat menjadi benchmark bagi dunia animasi Indonesia di kancah global. Jika menelisik dari kualitas film animasi tersebut, Chandra meyakini Indonesia sudah sangat mampu menunjukkan kepada dunia kualitas dari karya animasi Indonesia.

Namun demikian, Chandra menilai, meski Indonesia telah menunjukkan kualitasnya dalam hal animasi,  jumlah animator di Indonesia masih sangat sedikit. Karena itu, kebutuhan industri dengan lulusan animasi belum sebanding.“Jadi, suplai dan demand-nya belum sebanding. Ini (vokasinya) perlu didorong,” kata Chandra.

Dia menjelaskan, tidak semua sekolah vokasi animasi dapat memenuhi silabus industri yang tiap tahunnya terus berubah. Perubahan itu seiring dengan permintaan yang bervariasi setiap tahunnya. Dinamika pasar yang kerap berubah cenderung menekan animator-animator agar dapat aplikatif dalam perubahan yang ada.“Ini yang harus dicarikan solusinya, tapi kita nggak menyerah. Buktinya dengan keterbatasan ini, Indonesia tetap dapat menunjukkan kualitasnya,” kata Chandra.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement