REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Bappenas menyebutkan bahwa sepertiga dari makanan yang dikonsumsi manusia hilang antara proses panen dan proses konsumsi. Di Indonesia, timbunan sampah pada 2018 sebesar 44 persen di antaranya adalah makanan.
Bagaimana cara untuk menekan jumlah sampah makanan? Team Leader Kajian Food Loss & Waste, Waste4Change, Annisa Ratna Putri, menjelaskan, salah satu poin yang bisa diterapkan di masyarakat adalah konsep mubazir. Ajaran agama mengajak umat untuk tidak membuang-buang makanan.
"Bisa jadi salah satu cara mengajak masyarakat bahwa jangan sia-siakan makanan karena itu mubazir," ujar Annisa dalam acara Morning Chat With Media: "Indonesia Mubazir Pangan, Kok Bisa?" yang diadakan oleh Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas, Sekretariat Rendah Karbon Indonesia/LCDI, dan Mitra Pembangunan Nasional & Internasional dalam rangkaian acara LCDI Week 2021, dikutip Kamis (21/10).
Selain itu, menurut Annisa, pelaku bisnis juga bisa berperan krusial. Misalnya, dengan membuat flayer kecil seruan menghabiskan makanan atau fact sheet mengenai limbah makanan per hari dan jenis makanan apa yang biasa dihabiskan tamu di restoran atau hotel. Lalu, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, swasta, dan media dapat menggugah kesadaran melalui webinar untuk membagikan info mengenai kajian food loss and waste.
"Harapannya semakin banyak yang membagikan hal ini dan Anda tersadarkan bahwa isu ini penting dan sebaiknya makanan yang disajikan dihabiskan," kata Annisa.
Bagaimana cara mencegah terjadinya sampah makanan di rumah tangga? Annisa menjelaskan, coba terapkan konsep "first in first out" untuk penyimpanan makanan. Usahakan selalu ambil yang kita simpan lebih dulu.
"Jangan ambil paling depan, ambil yang paling belakang, yang lebih dulu disimpan supaya tidak keburu kedaluwarsa," tutur Annisa.
Selanjutnya, menurut Annisa, masyarakat bisa membantu memilah sampah. Tujuannya agar sampah makanan tidak sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"Jadi pilah dulu sampah makanan, kemudian jika memungkinkan bisa diolah di rumah untuk biopori, komposer," ujar Annisa.