Ahad 17 Oct 2021 19:41 WIB

Batik Lubuklinggau Tampil di Milan Fashion Week 2021

Label asal Indonesia, JYK, membawa koleksi batik ke Milan Fashion Week 2021.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Label asal Indonesia, JYK, membawa koleksi batik ke Milan Fashion Week 2021.
Label asal Indonesia, JYK, membawa koleksi batik ke Milan Fashion Week 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengangkat tema ‘Revolutionary Hope’, label asal Indonesia, JYK, meluncurkan debut koleksi Spring-Summer 2022 di Milan Fashion Week. Peragaan busana yang berlangsung pada 21 September 2021 lalu ini digelar di Palazzo Visconti Modrone, Milan, Italia. 

JYK membawa 10 tampilan dalam koleksi terbarunya tersebut. Koleksi ini terinspirasi dari gaya punk era 1970an yang dipadukan untuk pertama kalinya dengan kain tradisional Batik Durian Lubuklinggau.

Baca Juga

"Mengapa kami memilih Milan? Milan sebagai kota mode dunia, bagai rumah kedua bagi saya. Setidaknya saya telah memiliki networking dan menguasai medannya," ujar desainer label JYK, Jenny Yohana Kansil, dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.

Terinspirasi oleh filosofi batik motif durian, koleksi perdana JYK ini mengekspos keunikan kreasi motif buah durian dan bunganya yang menjadi hak paten dari Batik Lubuklinggau. Batik tulis modern ini dibuat oleh Yetty Oktarina Prana, istri Wali Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

“Kami memperkenalkan Batik Durian Lubuklinggau sekaligus mempromosikan Kota Lubuklinggau di Sumatra Barat sebagai kota durian,” ungkap Yetty.

Yetty mengungkapkan, Kota Lubuklinggau dikenal sebagai penghasil buah durian yang unggul. Durian disebut Raja Buah yang berbentuk bulat dengan kulit yang keras dan runcing menyerupai duri, namun di balik itu memiliki isi yang lembut dan manis.

Dalam koleksi ini, motif lingkaran atau bentuk bulat dari durian menjadi inspirasi dalam teknik pola. Secara filosofis, bentuk lingkaran berarti perlindungan yang utuh. Jika kita memiliki harapan, kita akan memiliki pikiran yang positif dan hati yang bahagia.

“Bahkan kami telah mendaftarkan Batik Durian Lubuklinggau ke HAKI, dengan maksud agar Batik Durian Lubuklinggau dapat bebas berkembang, bisa dibuat oleh siapa saja, dijual oleh siapa saja sebagai hasil kerajinan dari Kota Lubuklinggau,” ucap Yetty Prana yang juga Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dekranasda Lubuklinggau.

Yetty juga mengatakan, koleksi ini juga dibuat atas ekspresi bangkit dari pandemi global Covid-19 dengan melakukan perubahan yang signifikan dan membuat harapan baru, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua makhluk hidup. JYK berkomitmen menggunakan kain alami yang berkelanjutan seperti sutra mentah, sutra organza, katun, dan kulit vegan yang terbuat dari limbah kopi dan sayuran. Hal ini dengan tujuan untuk masa depan mode yang lebih baik dan mendukung gerakan global sustainable fashion.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement