REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetesi perlu menjaga kadar gula darahnya tetap normal. Ketika glukosa dalam darahnya turun, ada dampak yang bisa dirasakannya.
"Jika tidak ditangani dengan baik, hipoglikemia bisa mengakibatkan komplikasi seperti kejang-kejang, hilang kesadaran, dan kerusakan otak," jelas dokter spesialis saraf dr. Fakhrunnisa, Sp.S.
Andaikan gejalanya diabaikan atau tak disadari, hipoglikemia dapat memicu terjadinya hypoglycemia unawareness (ketidaksadaran hipoglikemia). Lalu, kalau gejalanya berulang kali tak ditangani, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap gejala tersebut.
"Akibatnya, otak tak lagi bisa merespons kadar gula darah yang turun hingga berdampak fatal terhadap kondisi pasien," ujarnya dalam siaran pers Primaya Hospital Bekasi Barat, dikutip Senin (11/10).
Hipoglikemia dapat diketahui dengan tes kadar gula darah. Secara umum, tes gula darah dilakukan sebelum dan setelah makan untuk mengetahui perubahan kadar gula darah berdasarkan konsumsi makanan dan minuman selama rentang waktu itu.
Bagi pengidap diabetes tipe 1, direkomendasikan melakukan tes darah sebelum makan, sebelum dan setelah berolahraga, sebelum tidur, dan saat malam hari. Tes harus lebih sering jika orang tersebut sedang sakit, mengubah rutinitas sehari-hari, atau mengonsumsi obat baru.
Sementara itu, waktu tes bagi pengidap diabetes tipe 2 tergantung jenis dan jumlah insulin yang digunakan. Biasanya, tes dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur malam.
Menurut dr. Fakhrunnisa, saat ini sudah banyak alat tes gula darah konvensional yang akurat, mudah dibawa ke mana saja, dan gampang digunakan. Cukup masukkan jari ke alat yang dilengkapi jarum kecil untuk mengambil sampel darah dan teteskan darah pada strip pengujian dan dalam beberapa detik kemudian sudah bisa diketahui kadar gula darah seseorang.
"Tapi tetap harus dicek apakah alat tersebut sudah punya izin. Cara penggunaan juga harus diperhatikan agar hasilnya akurat,” ujarnya.
Untuk mendiagnosis hipoglikemia, dokter tidak hanya melihat hasil tes kadar gula darah. Dokter juga akan memeriksa gejala yang terjadi dan mengecek apakah kadar gula darah kembali normal setelah gejala hilang.
Di rumah sakit, pasien hipoglikemia akan diberi infus berisi larutan glukosa untuk memulihkan kadar gula darah. Ada juga tablet glukosa yang bisa diberikan kepada pasien.