Selasa 05 Oct 2021 14:15 WIB

9 Misinformasi Covid-19 yang Bikin Frustrasi Dokter di AS

Misinformasi dan penyangkalan terhadap Covid-19 juga berkembang di AS.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 bergejala berat dirawat di ICU rumah sakit (Ilustrasi). Di tengah hantaman varian delta, warga AS masih banyak yang enggan divaksinasi dan menyangkal Covid-19.
Foto:

Kekebalan alami

Orang kena Covid-19 gejala ringan bersikeras bahwa mereka memiliki kekebalan alami. Dengan kata lain, mereka mengira tak lagi bisa tertular Covid-19.
 
"Tidak, kamu bukan Superman atau Superwoman," kata dr Shaw kepada mereka.
 
photo
Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)

Fakultas Kedokteran Universitas Facebook

Dr Shaw mengatakan, salah satu masalah terbesar adalah informasi yang berseliweran di media sosial. Banyak pasiennya menggunakan informasi yang dilihat di Facebook untuk mengambil memutuskan tidak divaksinasi.

Pola pikir itu kemudian melahirkan meme tentang banyaknya orang Amerika yang mendapatkan gelar dari Fakultas Kedokteran Universitas Facebook. Ia pun merekomendasikan para pasiennya untuk berhenti melihat Facebook saat mencari informasi soal Covid-19.
 
Efek samping vaksin

Dr. Stu Coffman meminta pasiennya untuk mengemukakan efek samping vaksin Covid-19 yang mereka takuti. Sebagian dari mereka  tidak mempercayai proses persetujuan peraturan pemberian vaksin.

 
Kecepatan penerbitan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 meningkatkan kekhawatiran yang tidak terbukti bahwa vaksin akan membahayakan kesuburan mereka. Menurut dr Coffman, kunci untuk mengatasi keragu-raguan adalah mencari tahu dari mana asalnya.
 
Ketika orang berkonsultasi dengannya tentang kekhawatiran akan kesuburannya terdampak pemberian vaksin Covid-19, dr Coffman dapat menunjukkan penelitian khusus yang menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan ketakutan mereka tidak berdasar. Pasien pun bisa tercerahkan.

Vaksin beracun

Dr Coffman mengatakan, hal paling tak terduga yang dikatakan seseorang kepadanya adalah bahwa sebenarnya ada racun dalam vaksin mRNA. Ini adalah rumor tak berdasar yang berasal dari dunia maya.
 
"Jika Anda mendapat luka tembak atau luka tusuk atau Anda mengalami serangan jantung, Anda ingin menemui saya di unit gawat darurat, tapi begitu kita mulai berbicara tentang vaksin, tiba-tiba saya kehilangan semua kredibilitas," ujar dokter yang praktik di unit gawat darurat di rumah sakit di Dallas itu.

"Tapi tidak ada harapan untuk mengubah pikiran orang-orang yang berpikir bahwa vaksin dicampur dengan racun," kata dr Coffman.

Menurut dr Coffman, pikiran orang seperti itu tentang vaksin hanya bisa diubah kalau mereka ikut dengannya berkeliling melewati tempat tidur orang sakit dan sekarat akibat Covid-19. Hampir semua pasien tersebut tidak divaksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement