REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kondisi normal, tekanan darah akan menurun di malam hari saat seseorang tidur. Namun, pada sebagian penyandang diabetes tipe 1 dan tipe 2, tekanan darah mereka di malam hari justru mengalami peningkatan dibandingkan di siang hari.
Kondisi tersebut dikenal sebagai reverse dipping. Penyandang diabetes tipe 1 dan tipe 2 dewasa dengan reverse dipping memiliki risiko komplikasi kardiovaskular dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan penyandang diabetes dengan tekanan darah yang menurun di malam hari.
Temuan dalam studi terbaru ini telah dipresentasikan dalam American Heart Association's Hypertension Scientific Sessions 2021. Berdasarkan studi ini, satu dari 10 penyandang diabetes tipe 1 atau tipe 1 mengalami reverse dipping.
"Kondisi ini bisa melipatgandakan risiko kematian akibat berbagai penyebab dalam kurun 21 tahun, terlepas dari kontrol tekanan darahnya," ujar investigator dari Department of Clinical and Experimental Medicine di University of Pisa, Martina Chiriaco, seperti dikutip dari Times Now News, Selasa (5/10).
Berdasarkan temuan terbaru ini, peneliti menilai tenaga kesehatan perlu lebih memperhatikan pola penurunan tekanan darah yang abnormal pada penyandang diabetes tipe 1 atau tipe 2. Dengan begitu, tenaga kesehatan dapat memberikan pengobatan yang lebih optimal.
Di samping itu, dalam studi ini peneliti juga menganalisis peran variabilitas detak jantung terhadap kesehatan. Variabilitas denyut jantung ini diukur berdasarkan variasi waktu di antara tiap detak yang terjadi.
"Variabilitas detak jantung yang rendah berkaitan dengan kesehatan yang lebih buruk pada orang-orang dengan gagal jantung," pungkas Chiriaco.