Sabtu 02 Oct 2021 17:59 WIB

Ini Tips Keuangan Pasca Pandemi dari Allianz Indonesia

Fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dahulu.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Menabung (ilustrasi). Mengatur keuangan pascapandemi, fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dulu.
Foto: www.freepik.com
Menabung (ilustrasi). Mengatur keuangan pascapandemi, fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allianz Indonesia berbagi tips persiapan keuangan pascapandemi melalui rangkaian kegiatan program Cintai Keluarga & Cintai Bumi yang berlangsung selama bulan September dan Oktober.

Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo menyampaikan, nasabah dapat memaksimalkan layanan digital yang dimiliki Allianz Indonesia sebagai upaya turut serta dalam upaya melestarikan bumi.

Baca Juga

"Salah satu bentuk upaya tersebut diwujudkan Allianz Indonesia dengan memberi sumbangan satu pohon untuk setiap buku polis elektronik yang diterbitkan, guna mendukung proses paperless," kata Bianto dalam keterangan pers, Jumat (1/10).

Perencana keuangan dan CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni, berbagi tips persiapan keuangan pasca pandemi. Juga untuk menghadapi masa depan dengan manajemen risiko serta pengaturan arus kas.

Menurut Melvin, yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan financial check-up. Dengan melakukan pencatatan pengeluaran dan pemasukan misalnya, seseorang dapat memahami kondisi keuangannya sehat atau tidak. Dengan mengetahui kondisi keuangan, seseorang bisa mengetahui langkah perencanaan keuangan seperti apa yang harus dibuat.

Melvin memaparkan mengenai langkah-langkah persiapan keuangan dan bagaimana cara mencapainya. Membuat persiapan keuangan harus dilengkapi dengan fokus membuat kondisi keuangan sehat terlebih dahulu.

"Pengaturan cash flow yang seimbang dan memahami kebutuhan dapat membantu untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan," kata Melvin.

Dana darurat dan asuransi adalah dua hal penting selanjutnya yang juga harus dipersiapkan. Karena kita harus siap menghadapi berbagai risiko kehidupan yang salah satu contohnya adalah masa pandemi seperti sekarang ini. Setelah menganalisa keuangan, maka kita harus fokus dalam mencapai tujuan sesuai rencana.

Melvin juga menyampaikan pentingnya melakukan adaptasi kebiasaan baru setelah terjadinya pandemi. Sebaiknya seseorang tidak hanya mengandalkan satu sumber pemasukan saja, tapi juga mencari peluang lain untuk mendapatkan penghasilan baru.

Dana darurat yang dibutuhkan masing-masing orang berbeda tergantung pada statusnya. Misalnya, kalau belum menikah membutuhkan tiga kali pengeluaran. Lain hal kalau sudah menikah, membutuhkan enam kali pengeluaran, dan kalau sudah menikah dan memiliki anak, membutuhkan 12 kali pengeluaran.

"Setelah itu, hutang konsumtif sebaiknya dilunasi, memiliki asuransi jiwa dan kesehatan yang mencakup perlindungan terhadap penyakit kritis menjadi hal yang cukup krusial untuk melengkapi tingkatan yang disebut Keamanan Keuangan," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement