REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru-baru ini telah dilakukan oleh para peneliti dari Universitas lllionis di Urbana-Champaign. Studi menemukan bahwa makan alpukat setiap hari membantu perempuan mendistribusikan kembali lemak perut.
"Menurut peneliti, lemak perut yang didistribusikan kembali dapat membantu menciptakan tubuh yang lebih sehat bagi wanita," demikian bunyi studi universitas tersebut seperti dikutip dari laman Slash Gear, Senin (6/9).
Studi menggunakan subjek 105 orang dewasa yang dikategorikan kelebihan berat badan atau obesitas dalam uji coba terkontrol secara acak yang menyediakan satu kali makan per hari welama 12 pekan. Hasil studi menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi alpukat sebagai makanan sehari-hari menunjukkan pengurangan lemak perut visceral yang lebih dalam.
Peneliti yang memantau penelitian ini menjelaskan bahwa mereka tak berusaha untuk mempromosikan penurunan berat badan. Sebaliknya, mereka ingin memahami pengaruh makan alpukat terhadap peserta penelitian yang menyimpan lemak tubuh.
Salah seorang peneliti, Naiman Khan, mengatakan, lokasi lemak tubuh penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Dua jenis lemak perut menumpuk pada orang, termasuk lemak tepat di bawah kulit yaitu lemak subkutan dan lemak yang menumpuk lebih dalam di dalam perut yang dikenal sebagai lemak visceral.
Lemak visceral mengelilingi organ dalam, dan orang dengan lebih banyak lemak visceral lebih mungkin terkena penyakit diabetes mellitus (DM). Adapun fokus utama penelitian ini adalah menentukan perubahan jenis lemak apa yang terjadi pada peserta penelitian saat makan alpukat.
Penelitian ini membagi peserta menjadi dua kelompok. Satu kelompok mendapatkan makanan termasuk alpukat segar, sementara kelompok lainnya menerima makanan tanpa alpukat segar namun memiliki bahan dan kandungan kalori yang sama.
Studi ini berlangsung selama 12 pekan dan lemak perut serta toleransi glukosa peserta diukur. Untuk peserta perempuan yang mengonsumsi alpukat setiap hari menunjukkan pengurangan lemak perut visceral, yang menunjukkan perubahan distribusi lemak perut visceral yang ditunjukkan dengan perubahan distribusi lemak dari organ dalam.
Menariknya, studi ini menemukan bahwa distribusi lemak perut pada laki-laki tidak berubah dan baik peserta laki-laki maupun perempuan tidak menunjukkan adanya perubahan dalam toleransi glukosa.