Sabtu 04 Sep 2021 18:30 WIB

Pangeran Harry: Misinformasi Ciptakan Keraguan akan Vaksin

Pangeran Harry juga menyoroti tidak meratanya distribusi vaksin Covid-19.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Pangeran Harry menyebut misinformasi skala besar soal vaksin Covid-19 merupakan sistem yang harus dihancurkan bersama.
Foto: AP/Yui Mok/pool PA
Pangeran Harry menyebut misinformasi skala besar soal vaksin Covid-19 merupakan sistem yang harus dihancurkan bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry memberikan penghormatan kepada para ilmuwan yang telah menemukan vaksin Covid-19. Di lain sisi, dia juga mengecam meluasnya penyebaran informasi yang salah seputar vaksin Covid-19.

"Keluarga di seluruh dunia diliputi oleh misinformasi skala besar di media 'berita' dan media sosial. Kebohongan dan ketakutan yang disebarkan menciptakan keraguan terhadap vaksin, yang pada gilirannya memecah komunitas dan mengikis kepercayaan," kata Harry, saat berbicara di British GQ Men of the Year Awards di London, dikutip dari Ace Showbiz (4/9).

Baca Juga

Menurut Harry, misinformasi skala besar tersebut merupakan sistem yang harus dihancurkan bersama. Itu adalah salah satu cara untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan mencegah munculnya varian baru virus SARS-CoV-2.

"Tim Oxford telah melakukan perannya. Mereka adalah pahlawan tingkat tertinggi yang memberi kita alat untuk memerangi penyakit ini. Mereka adalah kebanggaan bangsa kita, dan kita sangat berhutang budi atas jasa mereka," kata suami dari mantan model dan juga aktris Amerika Serikat, Meghan Markle, itu.

Harry menyatakan penghormatannya kepada para ilmuwan di balik vaksin Oxford/AstraZeneca dengan menggambarkan mereka sebagai "kebanggaan bangsa Inggris”. Namun, misinformasi yang menggiring keragu-raguan vaksin dan implikasinya yang berkembang di tengah masyarakat mmebuatnya merasa sangat prihatin.

Harry juga membahas perlunya kesetaraan vaksin bagi semua masyarakat. Ayah dari bayi bernama Archie dan Lilibet Diana itu menggarisbawahi perbedaan besar dalam hal distribusi dan akses terhadap vaksin.

"Sampai setiap komunitas dapat mengakses vaksin, dan sampai setiap komunitas terhubung dengan informasi yang dapat dipercaya tentang vaksin, maka kita semua dalam bahaya,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement