Ida mengatakan, hal yang juga harus diwaspadai lainnya adalah mengenai obesitas pada anak. Menurut dia, sudah banyak laporan kasus anak dengan obesitas yang mempunyai risiko lebih tinggi sakitya menjadi lebih berat. Kemudian adanya penyakit penyerta atau komorbid juga menjadi salah satu faktor penyebab risiko lainnya.
"Kematian pada anak-anak terjadi pada mereka yang memiliki komorbid atau dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya," ungkap dokter dari Universitas Gadjah Mada itu.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, persentase kasus konfirmasi Covid-19 pada anak meningkat dua persen dibandingkan orang dewasa. Ia menyesalkan banyak orang tua terlambat menyadari kondisi anaknya dan terlambat membawa anak ke fasilitas kesehatan.
"Persentase kasus konfirmasi anak jadi 15 persen per 21 Agustus 2021 atau meningkat dua persen dibandingkan 21 Juli 2021 yang masih 13 persen," ujar Dante saat berbicara di konferensi virtual Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Senin (30/8).
Kementerian Kesehatan mencatat, kasus kematian pada anak akibat Covid-19 belum terlalu menunjukkan tren penurunan yang signifikan seperti pada populasi dewasa. Bahkan, kasusnya meningkat di beberapa daerah. Menurut Dante, kasus kematian anak akibat Covid-19 banyak terjadi karena keterlambatan orang tua membawa buah hatinya ke tempat pengobatan yang baik. Kebanyakan orang tua menyangka anaknya menderita sakit flu biasa.
Dante menjelaskan, anak positif Covid-19 mungkin tidak akan mengeluh meski mengalami kehilangan kemampuan indra penciuman. Anak juga sering kali menjadi susah makan.