Selasa 31 Aug 2021 01:05 WIB

Pertolongan Pertama Pasien Covid-19 yang Alami Sesak Napas

Pasien wajib gunakan oksigen bila pertolongan pertama pasien tidak naikkan saturasi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi: Ruang perawatan pasien Covid-19. Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid mengungkapkan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas. Khususnya bagi mereka yang menglami sesak napas, namun tidak memiliki tabung oksigen
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Ruang perawatan pasien Covid-19. Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid mengungkapkan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas. Khususnya bagi mereka yang menglami sesak napas, namun tidak memiliki tabung oksigen

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid mengungkapkan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 yang mengalami sesak napas. Khususnya bagi mereka yang menglami sesak napas, namun tidak memiliki tabung oksigen.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pasien harus berada pada posisi prone atau tengkurap. "Pada pasien sesak, coba lakukan prone. Yang penting posisi tubuh pasien menjadi terbalik, area dinding dada diletakkan di bagian bawah. Dapat dilakukan dengan cara tengkurap ataupun sujud," kata Alfian di Surabaya, Senin (30/8).

Alfian menjelaskan, dengan melakukan posisi membalik, pasien dapat memperbaiki pengembangan paru. Selanjutnya, proses pernapasan juga menjadi lebih baik dan saturasi oksigen pasien dapat meningkat.

Tetapi, kata dia, apabila teknik prone belum dapat meningkatkan saturasi oksigen, pasien diharuskan menggunakan tabung oksigen. Apabila setelah diberikan oksigen dengan selang hidung namun saturasi tidak bisa naik, sebaiknya diganti dengan masker oksigen.

"Namun apabila tetap tidak menaikkan saturasi oksigen, maka pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," ujarnya.

Alfian melanjutkan, di rumah sakit biasanya pasien dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasien akan dicek seberapa berat kondisi sesak napasnya, frekuensi napas, saturasi oksigen, dan kadar gas darah dalam tubuh.

Alfian menambahkan, Covid-19 memang dapat memicu pasien berada pada saturasi oksigen yang rendah. Indikator saturasi oksigen rendah yakni apabila saturasi oksigen perifer pada jari tangan di bawah 95 persen.

Rendahnya saturasi oksigen dapat menimbulkan berbagai keluhan, termasuk gangguan napas dengan frekuensi pernapasan yang meningkat. Inilah salah satu tanda adanya pneumonia pada paru pasien.

"Pneumonia yang terjadi akan menyebabkan gangguan pertukaran oksigen di alveoli,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement