Ahad 29 Aug 2021 21:51 WIB

Dukung Gaya Hidup Sehat, IKEA Hadirkan Menu Plant Based

IKEA kini gencar menghadirkan makanan 'plant based', salah satunya 'swedish ball'.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Menu-menu plant based IKEA, cocok untuk yang lagi diet dan untuk vegetarian.
Foto: dok. IKEA
Menu-menu plant based IKEA, cocok untuk yang lagi diet dan untuk vegetarian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Swedish Ball atau Köttbullar yang dijual di IKEA memang terkenal memiliki banyak penggemar. Berbahan dasar daging, makanan wajib di setiap meja warga Swedia itu kini sudah bisa dinikmati juga oleh pencinta makanan yang sedang diet.

Pasalnya, IKEA kini menggencarkan makanan plant based, salah satunya Swedish Ball. Menu ini cocok untuk mereka yang ingin makan bakso namun sedang diet atau memiliki pola hidup vegetarian.

Baca Juga

Untuk mendukung gaya hidup sehat masyarakat, IKEA Indonesia menghadirkan menu makanan berbasis nabati seperti Plant balls, Plant-based Sausage Bun, Plant-based Matcha Ice Cream, dan pilihan menu lainnya. Meski plant based, IKEA tetap menjaga kualitas makanan sesuai dengan standar yang berlaku.

Selain baik untuk kesehatan, makanan berbasis nabati juga lebih ramah lingkungan. Makanan plant based tidak membutuhkan banyak air, dan tidak menghasilkan banyak emisi karbon dibanding dengan makanan berbahan hewani.

Hal ini juga yang menjadi latar belakang IKEA Indonesia dalam menghadirkan menu makanan plant based. Target IKEA ke depannya adalah untuk memiliki 50 persen makanan utama berbasis nabati, dan 80 persen menggunakan non-red meat pada 2025.

“IKEA menghadirkan berbagai menu makanan plant-based, untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia akan makanan sehat yang terjangkau,” ujar IKEA Food Commercial Manager, IKEA Indonesia, Dita Astari Putri, dalam webinar ‘Yuk, Kenalan Sama Plant Based Food IKEA’, belum lama ini.

“Kami juga sudah dan akan terus melakukan inisiatif untuk menjaga lingkungan, karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab IKEA. Kami percaya menu makanan plant-based IKEA bisa membawa pengaruh positif dan sanggup menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan,” tambah Dita.

Sedikit mengenai Swedish Ball, makanan yang biasa kita sebut Bakso itu berawal dari era 1700an, saat seorang Raja muda Charles XII dari Swedia melakukan perjalanan ke sebagian besar Eropa barat. Dia menghabiskan lima tahun di Kekaisaran Ottoman (sekarang Turki dan Moldova), dan mengembangkan rasa untuk makanan. Dia dikreditkan dengan membawa kembali tidak hanya bakso, berdasarkan köfte Turki, tetapi juga kopi dan kåldolmar (kubis gulung isi).

Swedish Ball pertama kali disebutkan pada 1755 dalam buku masak Kajsa Warg Hjelpreda I Hushållningen För Unga Fruentimber (Panduan Rumah Tangga untuk Remaja Putri). Swedish Ball sudah berada di meja warga Swedia sejak itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement