Rabu 18 Aug 2021 05:52 WIB

Dua Fondasi Utama Literasi

Yagemi-Ikapi akan menggelar Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca.

Anak-anak saat membaca buku di Bale Buku, Gang Dendrit, Cakung, Jakarta, Jumat (4/6). Bale Buku yang memanfaatkan tempat pos ronda itu menjadi sarana edukasi, bermain dan belajar, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi anak-anak di lingkungan Gang Dendrit. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak saat membaca buku di Bale Buku, Gang Dendrit, Cakung, Jakarta, Jumat (4/6). Bale Buku yang memanfaatkan tempat pos ronda itu menjadi sarana edukasi, bermain dan belajar, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi anak-anak di lingkungan Gang Dendrit. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemimemiliki program yang disebut dengan Sistem Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR). Sistem ini telah diuji coba sejak beberapa tahun yang lalu. Tiap paket buku yang dikrim secara bergilir ke rumah-rumah terdiri dari bacaan anak-anak, remaja, dan bacaan untuk orang tua. “Konten-konten bacaan diutamakan yang berkaitan dengan kehidupan, kesehatan, kewirausahaan, pendidikan, keagamaan, dan buku-buku praktis lainnya,” kata Ketua Yagemi Firdaus Oemar pekan lalu 

Menurutnya, program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah ini  (PB-MBR) sangat relevan dengan kondisi terbatasnya bacaan masyarakat. “Apalagi pada  saat larangan berkumpul, maka perpustakaan di daerah tidak dapat dikunjungi, sekolahpun harus di rumah. Keberadaan buku di rumah ini juga dapat mengatasi keterbatasan bahan belajar di rumah sebagaimana yang dirasakan saat ini,” ujarnya. 

Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR) adalah sistem penyediaan dan pengantaran buku bacaan ke rumah-rumah yang sesuai untuk keluarga Indonesia. Buku diantarkan secara bergilir ke rumah-rumah setiap 15 hari sekali oleh petugas. Setiap orang dalam keluarga dapat membaca 24 judul buku dalam setahun. Proses ini akan mempercepat program penguatan kemampuan literasi masyarakat desa sebagaimana yang diprogramkan pemerintah. Ini merupakan strategi jangka panjang agar kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.

Keunggulan sistem ini antara lain adalah setiap orang dalam rumah (bapak, ibu, dan tiga orang anak) dapat membaca paling sedikit 24 judul buku bacaan dalam setahun. “Hal ini menguatkan fondasi literasi sejak dini dalam keluarga,” ujarnya. 

Kegiatan Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah Direktur Nurul Fikri Education Center (NFEC) Rahmat Syehani. “Program Sistem Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR) yang digagas oleh Yagemi  merupakan terobosan kreatif yang memiliki dampak panjang dengan membangun dua fondasi utama literasi: ketersediaan buku bacaan dan peningkatan minat baca,” kata Rahmat Syehani kepada Republika.co.id, Senin (16/8).

Baca juga : Unggah Selfie dengan Burqa, Model Inggris Dikritik

Ia menambahkan, dengan adanya program PB-BMR, problem ketersediaan buku bacaan diselesaikan dengan penyediaan buku di  setiap rumah yang kemudian diimbangi oleh pergiliran buku. “Akibat pergiliran buku ini maka akan ada variasi bahan bacaan, maka minat membaca diharapkan akan semakin meningkat,” ujarnya.

Menurutnya, jika program ini dapat berjalan secara konsisten dan berkelanjutan, maka masyarakat akan mengalami proses peningkatan literasi baca dan literasi informasi. Kemudian ujungnya ialah peningkatan kemahiran membaca.

“Masyarakat yang mahir dalam membaca, menyerap informasi, dan mengolah informasi tentu akan jeli dan dapat memilah antara fakta, opini, dan hoax. Pada saat itulah komunitas pembelajar yang tercerahkan akan terbentuk,” papar Rahmat.

Terkait dengan upaya meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya di tengah pandemic Covid-19, Yagemi  bekerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesi (Ikapi) akan menggelar Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca.  Kegiatan itu akan diadakan pada Kamis, 26 Agustus 2021.

“Simposium ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan kebijakan dari semua pihak terkait agar sistem ini dapat diterapkan secara nasional,” kata  Firdaus Oemar.

Ia menyebutkan, simposium akan mengundang  narasumber dari berbagai kementerian, seperti  Kemeterian Desa, PDT, dan Transmigrasi , Kementerian Dalam Negeri , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek, Kementerian Agama,  Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementrian BUMN, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain itu, narasumber dari  Perpustakaan Nasional  dan DPR RI.

Baca juga : Anggaran Kesehatan Turun, Sri Mulyani akan Tinjau Kembali

Adapun para peserta yang akan diundang adalah  dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi,  Kementerian Dalam Negeri,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek,  Kementerian Agama, dan  Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu,  Perpustakaan Nasional, Dewan Perwakilan Rakyat RI, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi),   Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI), Persatuan Percetakan Grafika Indonesia (PPGI), Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), Ayo Membaca Indonesia (A mind), Forum Rektor Indonesia, Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement