Ghuliani mengatakan, karena Covid-19 merupakan infeksi virus, ia berpotensi menyebabkan penyakit seperti itu. Studi mencatat sebagian pasien biasanya dirawat dengan perawatan suportif, termasuk hidrasi, keseimbangan elektrolit, pencegahan infeksi, dan kontrol kejang.
"Pengobatan dengan levodopa juga telah disarankan. Kami melakukan terapi serum, pencegahan infeksi, ventilasi suportif, dan pemberian antikonvulsan, L-dopa, trihexyphenidyl IVIG," tulis peneliti dalam studi 2013, mencatat bahwa meski penyakit ini jarang terjadi, itu tidak boleh diremehkan.
Sementara itu, Chowdhury mengatakan bahwa diagnosis tergantung pada presentasi klinis dan temuan neuroimaging yang khas. Modalitas pengobatan tidak mapan, diobati dengan agen antivirus spesifik sebagai langkah awal, diikuti dengan steroid dan imunoglobulin, serta perawatan suportif.
"Pasien dengan ANEC memiliki prognosis yang bervariasi, tetapi mortalitas tetap sangat tinggi," jelas Chowdhury.