Senin 09 Aug 2021 17:37 WIB

Tahun Depan, Anak Yatim di Jateng Masuk Penanganan Pandemi

Pendataan anak yatim piatu penting agar kebijakan di tahun depan semakin terarah.

Rep: Bowo Pribadi / Red: Ilham Tirta
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bupati/wali kota di Jawa Tengah diminta mempersiapkan sejumlah program pembangunan tahun 2022 di daerahnya, dengan memfokuskan pada penanganan dampak pandemi Covid-19. Daerah juga diminta melakukan pendataan berbagai sektor yang telah terdampak, termasuk jumlah anak yatim baru karena orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.

“Saya minta daerah lain yang belum melakukan pendataan jumlah anak yang kini berstatus yatim agar segera meyusul dan menyampaikan hasil pendataannya kepada kami,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang dikonfirmasi usai memimpin rapat penanganan Covid-19 bersama para bupati/wali kota yang dilaksanakan secara daring di Semarang, Senin (9/8).

Menurut gubernur, pendataan terhadap anak berstatus yatim piatu penting agar arah serta kebijakan pembangunan di tahun depan semakin terarah. Secara umum, setiap daerah di Jawa Tengah diminta segera menghitung dampak langsung maupun dampak tidak langsung, akibat pandemi Covid-19 yang kini sangat dirasakan masyarakat.

Misalnya saja ada berapa industri maupun usaha perdagangan yang kemudian tutup, angka kematian dan seterusnya, hingga ada berapa jumlah anak yatim yang hari ini butuh pertolongan. Gubernur juga mengungkapkan, data mengenai berapa anak yang menjadi yatim maupun yatim piatu di Jawa Tengah, yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19, sudah mulai dihitung.

Beberapa kabupaten/kota bahkan sudah ada yang telah menyampaikan hasil pendataan sementara. Ada juga yang telah menghitung dan laporannya juga sudah disampaikan kepada Pemprov Jawa Tengah.

Gubernur juga menyampaikan, pendataan tersebut sangat penting dan dibutuhkan agar langkah penanganan terhadap warga yang terdampak pandemi bisa dilaksanakan pada pembangunan di 2022 nanti. Termasuk juga sektor UMKM, pelaku pariwisata, ekonomi, dunia pendidikan, dan lainnya akan segera dihitung, termasuk juga adakah angka bunuh diri karena pandemi Covid-19.

“Semua harus dihitung agar tidak ada yang tertinggal,” lanjutnya.

Data tersebut nantinya bakal dianalisis secara komprehensif untuk kemudian dirumuskan dan diimplementasikan dalam berbagai program yang bisa dilaksanakan dalam upaya penanganan dampak pandemi. Harapannya, data yang dimaksud sudah bisa masuk dari daerah pada pertengahan pekan depan, sehingga bisa segera dilakukan akselerasi pada perencanan pembangunan tahun 2022, nanti.

“Sehingga pembangunan kita di tahun 2022 bisa mengarah untuk menyasar kelompok-kelompok tersebut dan itu harus disiapkan serta diantisipasi dari sekarang ini,” kata gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement