REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu beberapa bulan, varian Delta telah menjadi strain dominan SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Namun, apa yang muncul setelah Delta, dan bagaimana varian baru diberi nama, dan apa itu Variants of Concern?
Dilansir dari laman News Atlas, Rabu (4/8), untuk sebagian besar tahun pertama pandemi, para peneliti melihat virus SARS-CoV-2 bermutasi dan berubah saat menyebar ke seluruh dunia. Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus telah menetapkan tiga tingkatan klasifikasi untuk varian baru SARS-CoV-2, yakni Alerts for Further Monitoring, Variants of Interest, dan Variants of Concern.
Saat ini, setelah para ilmuwan memahami jenis mutasi genom yang dapat secara signifikan mengubah tingkat keparahan atau penularan SARS-CoV-2, varian baru yang berpotensi menjadi masalah dapat dideteksi lebih cepat. Varian ini diberi label dengan Alert for Further Monitoring.
Varian SARS-CoV-2 dengan perubahan genetik yang diduga mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa itu dapat menimbulkan risiko di masa depan. Namun, bukti dampak fenotipik atau epidemiologis saat ini tidak jelas, dan masih membutuhkan pemantauan ulang sambil menunggu bukti baru.
Saat ini, ada 13 varian SARS-CoV-2 yang beredar yang ditunjuk sebagai Alerts for Further Monitoring. Tingkat klasifikasi berikutnya adalah Variant of Interest (VOI). Varian ini memiliki perubahan genetik yang diketahui mempengaruhi karakteristik virus dan telah menghasilkan kelompok komunitas yang signifikan di beberapa lokasi.
Hanya ketika varian diklasifikasikan VOI itu diberi label dengan karakter alfabet Yunani. Saat ini, ada empat VOI yang ditunjuk oleh WHO.
Tingkat terakhir adalah Variant of Concern (VOC). VOC adalah varian yang menunjukkan peningkatan virulensi atau keparahan penyakit yang signifikan.
Sejauh ini, ada empat VOC resmi dan sebagian besar ditentukan oleh peningkatan transmisibilitasnya. Suatu varian tidak perlu menyebar secara signifikan untuk dapat diklasifikasikan sebagai VOC. Jika ditemukan bukti varian baru yang dapat menghindari vaksin atau terapi saat ini, maka akan diklasifikasikan sebagai VOC.
Meskipun saat ini ada delapan VOI/VOC resmi, ada tiga varian lain dengan label alfabet Yunani yang baru-baru ini direklasifikasi ke dalam penunjukan Alert. Epsilon, Zeta, dan Theta sebelumnya diklasifikasikan sebagai VOI sebelum diturunkan menjadi penunjukan karena lebih banyak bukti epidemiologis dikumpulkan.
Label WHO umumnya diterima oleh sebagian besar pemerintah di seluruh dunia, meskipun beberapa wilayah memiliki kelas variannya sendiri. Di Amerika Serikat, misalnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengikuti sebutan serupa dengan WHO dengan kategori VOI dan VOC sendiri.
CDC menyajikan tingkat klasifikasi varian yang lebih tinggi daripada VOC, yang disebut Variant of High Consequence (VOHC). Ini pada dasarnya mencakup varian dengan bukti yang jelas dari penurunan yang signifikan dalam efektivitas vaksin atau varian yang muncul untuk menyajikan penyakit klinis yang parah.
Lambda merupakan varian terbaru yang diberi label WHO dalam kategori VOI. Namun, sudah ditetapkan sebagai Variant of Concern pada Juni 2021 setelah penyebaran signifikan terdeteksi di Peru selama bulan-bulan sebelumnya.