Rabu 04 Aug 2021 13:13 WIB

Sudah Vaksin Tetap Terinfeksi Covid-19? Ini Kata Ahli 

Ada 2 kemungkinan penyebab terinfeksi covid-19 setelah vaksinasi.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Patologi Klinis dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto menanggapi terkait masyarakat yang sudah divaksin tetap terinfeksi Covid-19. Menurutnya, tidak ada yang bisa menjanjikan kalau setelah divaksin tidak mungkin terinfeksi lagi.

"Masyarakat harus tetap melakukan vaksinasi Covid-19 agar meminimalkan risiko yang terjadi di dalam tubuh. Sejauh ini tidak pernah ada yang bisa menjanjikan kalau habis vaksin tidak akan kena. Apapun vaksin dan penyakitnya. Usaha kami hanya meminimalkan risikonya," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (4/8).

Baca Juga

Dia menjelaskan ada dua kemungkinan terinfeksi lagi setelah vaksinasi. Pertama, jumlah virus yang masuk tubuh sangat banyak, sehingga pertahanan tubuh kalah. Kedua, yang masuk virus adalah varian sangat signifikan sehingga sebagian mampu tahan tapi masih ada yang terpaksa lolos dan menimbulkan infeksi.

"Untuk dua hal itu jawabannya satu yaitu cegah masuknya virus semaksimal mungkin. Kalau begitu tidak perlu vaksin lah, kalau memang tidak bisa mencegah masuknya virus? manusia ada keterbatasan daya tahan. Tidak mungkin 24 jam menutup rapat jalan nafas. Tidak mungkin berhari hari sampai bertahun tahun, demikian maka tetap perlu vaksinasi," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, rencananya sebanyak 70 juta dosis vaksin Covid-19 akan didatangkan ke Indonesia selama periode Agustus 2021 hingga September 2021. Kemenkes menargetkan bisa vaksinasi utamanya di delapan wilayah aglomerasi Jawa-Bali yaitu 1,2 juta dosis per hari.  

"Vaksinasi yang paling banyak (datang) Agustus dan September. Perkiraan kami sekitar 70 juta sudah pasti datang di Agustus dan September," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat konferensi virtual Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Senin (2/8) malam.

Dia menambahkan, Kemenkes melakukan vaksinasi berbasis risiko. Sehingga, setelah vaksin hadir, Kemenkes konsentrasi menyasar konsentrasi vaksinasi ke daerah yang kasusnya paling banyak dan kematiannya paling tinggi yaitu daerah Jawa-Bali khususnya daerah aglomerasi besar Jawa-Bali yaitu Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, Yogyakarta, Surabaya Raya, dan juga Malang Raya plus Bali. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement