REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang yang ingin bunuh diri umumnya tidak bisa lagi berpikir secara rasional, bahkan mereka menganggap bunuh diri sebagai solusi alternatif untuk mengakhiri rasa sakit yang dialaminya. Lalu bagaimana cara efektif menghilangkan keinginan seseorang untuk bunuh diri?
Menurut psikolog klinis dan neuropsikolog klinis di Australia, dr Roy Sugarman, cara pertama untuk menyelamatkan individu yang ingin bunuh diri adalah dengan mengajukan satu pertanyaan spesifik. Pertanyaannya adalah: Apa hal terpenting bagimu sekarang?
"Orang-orang yang sedang tercengkeram kondisi mental yang mengerikan, kemungkinan besar telah mengalami rasa sakit yang amat dalam. Jadi ketika Anda mengajukan pertanyaan itu, Anda bisa menggali siapa atau apa yang penting bagi mereka pada saat itu," kata Sugarman seperti dilansir di News Corp Australia, Ahad (1/8).
Setelah mendapatkan jawaban, Sugarman merekomendasikan agar Anda mulai masuk dan membantu menguraikan masalahnya satu demi satu. Bantu dia untuk mengelola masalah, dan yakinkan bahwa upayanya ke depan akan berbeda dan membuahkan hasil.
Selain itu, dr Sugarman menekankan pentingnya mempertahankan interaksi yang hangat dalam jangka panjang. Tetaplah menjadi orang yang bisa menyemangati dan mendengarkan masalah mereka.
"Ini penting untuk menghindari peristiwa yang mengerikan (kembali ingin bunuh diri). Menjaga hubungan tetap hangat berpeluang menjaga seseorang tetap hidup," kata Sugarman.
Dia menegaskan, mencegah bunuh diri tidak hanya bisa dilakukan dengan menceramahi atau memberikan motivasi saja. Sebab orang sedang ingin bunuh diri, pikirannya sudah tidak rasional, jadi tidak akan berhasil jika hanya dengan ceramah.
Dr Sugarman adalah salah satu pendiri aplikasi pencegahan bunuh diri bernama "Be A Looper" yang dikembangkan bersama CEO Transhuman Inc, Amanda Johnstone. Aplikasi yang dirilis pada 2017 ini memungkinkan pengguna untuk menilai area kesehatan mental mereka setiap hari dan membagikan skor mereka kepada empat orang lain yang mereka percayai.
Konsep "Be A Looper" sebagian besar merupakan perpanjangan dari upaya Johnstone dalam mendukung kesehatan mental teman-temannya. Selama bertahun-tahun, dia menyetel alarm di ponsel mereka dan meminta mereka mengirimkan emoji yang menunjukkan kesehatan mental mereka setiap hari.
Johnstone secara mandiri mendukung puluhan orang selama sekitar 12 tahun sebelum mengadaptasi idenya ke dalam sebuah aplikasi. "Saya tahu sistem itu bekerja dengan sangat baik. Aplikasi ini tinggal di-swipe saja untuk menggambarkan emosi seseorang. Langkah sederhana yang bisa menyelamatkan nyawa," kata Johnstone.
"Ini cara yang konkret dan nonverbal. Anda akan bisa mengekspresikan perasaan ketika logika tidak bekerja dan emosi kacau balau," kata dia.