REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, kematian akibat overdosis obat di AS melonjak ke rekor baru di tahun 2020. Dalam data sementara di periode tahunan, kata CDC, diperkirakan ada sekitar 93.331 jumlah kematian yang tercatat karena obat-obatan.
Namun demikian, dari jumlah tersebut, setidaknya ada 92.183 orang yang benar-benar dilaporkan meninggal karena overdosis. Jumlah tersebut jauh melebihi tahun sebelumnya, dengan peningkatan sekitar 30 persen. Sebagai perbandingan, untuk periode 12 bulan yang berakhir pada Desember 2019, ada 72.151 kematian akibat overdosis.
Mengutip Sputnik Kamis (15/7), data federal menyebut, hampir tiga perempat kematian akibat overdosis obat dikaitkan dengan opioid, kelas obat yang mencakup penghilang rasa sakit dengan resep dokter. Disusul heroin, dan obat-obatan sintetis seperti fentanyl.
Namun demikian, kematian overdosis yang dikaitkan dengan kokain dan metamfetamin juga meningkat selama tahun 2020. Kenaikan kematian overdosis di tengah pandemi tersebut, meningkat jauh dari tahun sebelumnya.
Menurut para ahli, peningkatan itu muncul karena pembatasan dan lockdown yang memaksa banyak orang yang sedang kecanduan mengalami isolasi tanpa ketercukupan finansial. Atas dasar itu, para ahli juga menyarankan pemenuhan akses pada kelompok sosial dan perawatan kesehatan untuk membantu mencegah kematian overdosis.