REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat pandemi, saat ini anak di sebagian besar wilayah Indonesia memang masih menjalani kegiatan belajar di rumah. Akan tetapi, jika waktunya sekolah tiba atau pembelajaran tatap muka (PTM), beberapa orang tua akan repot menyiapkan bekal makanan untuk buah hati.
Bekal makan yang sehat punya peran penting memperbaiki pola makan anak. Daripada jajan di sekolah, menyantap bekal yang dibawa dari rumah tentu lebih terjamin kualitasnya. Asalkan, menu dari bekal makanan yang dibawa punya kandungan nutrisi sesuai.
Bekal sehat dapat berperan positif terhadap perilaku siswa di kelas, prestasi akademik, kondisi kesehatan, dan berat badan. Anak-anak disarankan mengonsumsi antara 4.500 hingga 7.000 kilojoule per hari, tetapi penting juga memperhatikan sumber energinya.
Bekal sehat bagi anak sebaiknya beragam. Orang tua bisa memasukkan sayuran dan kacang-kacangan, buah, gandum utuh, serat, daging dan unggas tanpa lemak, ikan, telur, tahu, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta produk susu (susu, yogurt, atau keju).
Pedoman lain, disarankan menghindari bekal dengan menu tinggi lemak jenuh, rendah serat, atau makanan yang memuat banyak garam dan gula. Hal yang perlu diingat orang tua, menyiapkan bekal sehat tidak perlu mewah, mahal, atau memakan waktu.
Misalnya, orang tua dapat menyiapkan seporsi buah atau sayuran, yogurt, dan rice cracker. Bisa pula roti sandwich sederhana, roti gulung, atau pasta gandum utuh yang diisi sayuran. Sebaiknya, jangan bawakan anak bekal berupa junk food.
Tumpukan kalori dari makanan cepat saji dapat berdampak signifikan pada risiko obesitas. Selain bekal makanan sehat, orang tua perlu memastikan anak-anak minum cukup air putih dengan membawakan bekal minuman, dikutip dari laman The Conversation.