Jumat 09 Jul 2021 06:55 WIB

6 Cara Sabu-Sabu Merusak Tubuh

Sabu-sabu dikenal juga dengan nama metamfetamin atau crystal meth.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus memperlihatkan sejumlah barang bukti saat  rilis pengungkapan kasus narkoba yang melibatkan artis Nia Ramadhani dan suaminya Ardi Bakrie di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (8/7). Sabu-sabu kerap disalahgunakan karena penggunaan narkotika ini dapat memberikan perasaan senang.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus memperlihatkan sejumlah barang bukti saat rilis pengungkapan kasus narkoba yang melibatkan artis Nia Ramadhani dan suaminya Ardi Bakrie di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (8/7). Sabu-sabu kerap disalahgunakan karena penggunaan narkotika ini dapat memberikan perasaan senang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metamfetamin alias sabu-sabu termasuk ke dalam kelompok narkotika golongan I menurut UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Penyalahgunaan sabu-sabu dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh melalui beberapa cara.

Sabu-sabu kerap disalahgunakan karena penggunaan narkotika yang dikenal juga dengan nama crystal meth ini dapat memberikan perasaan senang. Ketika sabu-sabu digunakan, dopamin akan membanjiri bagian otak yang meregulasi perasaan senang.

Baca Juga

Selain itu, penggunaan sabu-sabu dapat memberikan perasaan percaya diri dan energik. Pengguna sabu-sabu bisa dengan cepat mengalami adiksi terhadap narkotika ini.

Semakin sering dikonsumsi, pengguna sabu akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk bisa mencapai tingkat kesenangan yang sama. Semakin besar dosis yang digunakan, semakin tinggi risiko yang akan dihadapi oleh pengguna.

Seperti dilansir WebMD, sabu-sabu dapat merusak tubuh dengan beragam cara. Berikut ini adalah enam di antaranya.

Otak

Sabu-sabu merupakan stimulan yang meningkatkan dopamin secara cepat. Dopamin merupakan zat kimia otak yang menstimulasi perasaan senang dan motivasi.

Dopamin juga memengaruhi kemampuan terkait berpikir, seperti menyelesaikan masalah dan daya ingat. Dalam jangka pendek, sabu-sabu dapat menyebabkan perasaan "high" yang intens.

Akan tetapi, dalam waktu cepat perasaan "high" ini akan menurun dengan cepat sehingga memicu timbulnya perasaan mudah marah dan depresi. Seiring berjalannya waktu, penggunaan sabu-sabu dapat membunuh sel-sel dopamin di otak. Akibatnya, pengguna tak mampu menemukan kesenangan atau mengalami gejala psikosis dan paranoia.

Jantung

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbesar kedua di kalangan pengguna sabu-sabu. Perlu diketahui, penggunaan sabu-sabu dapat meningkatkan tekanan darah, mengecilkan pembuluh darah, mempercepat detak jantung, dan menyebabkan otot jantung kolaps.

Pecandu juga dapat memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.

Sistem imun

Penggunaan sabu-sabu dapat melemahkan kemampuan pertahanan tubuh dalam melawan kuman. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi dari patogen, seperti virus corona. Hal tersebut diungkapkan oleh direktur National Institute on Drug Abuse dalam sebuah artikel di Annals of Internal Medicine pada 2020.

Sabu-sabu juga dapat memperburuk kondisi seperti HIV serta hepatitis B dan C. Penggunaan sabu-sabu dengan suntikan juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement