Kamis 08 Jul 2021 17:08 WIB

Pakar Gizi: Nutrisi Seng Bisa Putus Mata Rantai Stunting

Nutrisi seng atau zinc dapat berperan memutus mata rantai stunting sejak kehamilan.

Nutrisi seng atau zinc dapat berperan memutus mata rantai stunting sejak kehamilan.
Foto: Pixabay
Nutrisi seng atau zinc dapat berperan memutus mata rantai stunting sejak kehamilan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hassanuddin Makassar, Nurpudji A Taslim, mengatakan, nutrisi seng atau zinc dapat berperan memutus mata rantai stunting atau tumbuh kerdil di Indonesia sejak usia kehamilan. Seng merupakan salah satu esensial mineral yang terdapat pada makanan dan merupakan satu elemen yang dibutuhkan sangat sedikit, namun bekerja untuk 300 enzim di dalam tubuh manusia.

"Peranan zinc untuk memutus mata rantai terjadinya stunting pada anak tentunya dikaitkan dengan 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran), harus masuk dulu ke ibu hamilnya," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) dalam seminar Hari Keluarga yang diselenggarakan BKKBN secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis (8/7).

Baca Juga

Nurpudji mengatakan, selama ini masyarakat Indonesia tidak terlalu familiar dengan seng seperti layaknya kalsium, natrium, dan zat besi. Namun, seng berkaitan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Di dalam tubuh manusia, katanya, hanya ada 2- 3 gram seng, dan ditemukan di jaringan tulang dan terbanyak pada otot, yakni 20 persen dalam jumlah tersebut.

"Salah satu hasil penelitian mengatakan kekurangan gizi akan mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan anak," kata dia.

Dia mengatakan, pada saat bayi dan pubertas itu kebutuhan seng meningkat. Penyebab kekurangan seng sebenarnya tidak adekuat dari makanan orang Asia, terutama Indonesia.

"Di negara-negara Asia rata-rata asupan zinc itu hanya sekitar 4 - 6 gram dari yang dibutuhkan, itu yang luar biasa. Kita membutuhkan 10 sampai 12 gram, jadi sangat kurang. Pada umumnya kekurangan itu disebabkan oleh makanan dan peningkatan kebutuhan pada masa kehamilan, masa pertumbuhan, dan pada masih bayi," ujarnya.

Selain karena asupan yang tidak adekuat, juga disebabkan penyerapan yang terhambat dan diperberat penyakit akut misalnya diare. Nurpudji mengatakan, gangguan pertumbuhan saat defisiensi seng disebabkan terhambatnya efek metabolik hormon pertumbuhan, sehingga sintesis dan sekresi IGF-1 berkurang. IGF-1 memiliki fungsi pertumbuhan sel, dimana berkurangnya menyebabkan pertumbuhan terhambat dan anak menjadi pendek atau stunting.

"Berdasarkan semua ini, penurunan Zinc menurunkan asupan makanan, mitogenik hormonnya, signal transduksi, transkripsi gen, dan menurunkan sintesis RNA, serta berdampak pada pertumbuhan anak, juga mengganggu pertumbuhan hormon untuk menghasilkan IGF-1 ini tidak terjadi mulai dari ibu, kalau dia diatasi mulai masa kehamilannya," kata dia.

Kekurangan seng pada anak menyebabkan gangguan kognitif, kemudian terjadi masalah kebiasaan, memori dan dan kemampuan pembelajaran, serta neuronoal atrophy, growth retardation dan infeksi berulang pada anak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement