Analisis tersebut mencakup 10.930 pasien, di antaranya 6.449 mendapat salah satu obat dan 4.481 mendapat perawatan standar atau plasebo. Tim dari King's College London, University of Bristol, University College London, dan Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust menjadi kelompok penelitinya.
Mereka menerbitkan hasil studi ini pada Selasa (6/7) di Journal of American Medical Association. Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika (FDA) pada pekan lalu telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat terhadap Actemra untuk Covid-19.
Menurut Medecins Sans Frontieres/Doctors Without Borders (MSF), tocilizumab termasuk ke dalam kelas obat yang disebut antibodi monoklonal (mAbs). Obat ini digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, seperti kanker.
Harga obat tersebut sangat mahal dan karenanya hampir tidak mungkin diakses oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Obat antibodi monoklonal lainnya yang direkomendasikan oleh WHO saat ini, sarilumab, berada di bawah perlindungan paten yang luas secara global, sehingga menimbulkan tantangan untuk memastikan bahwa produksi dan pasokan tidak terganggu, menurut MSF.