Jumat 02 Jul 2021 16:36 WIB

PBSI UIN Jakarta Gelar Ziarah dan Persembahan W.S. Rendra

Kiprah Rendra dalam dunia sastra dan budaya tak perlu diragukan lagi.

Rep: Mabruroh/ Red: Didi Purwadi
Almarhum WS Rendra. PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara Ziarah dan Persembahan untuk W.S. Rendra.
Foto: Republika/Darmawan
Almarhum WS Rendra. PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara Ziarah dan Persembahan untuk W.S. Rendra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara 'Ziarah dan Persembahan untuk W.S. Rendra'. Acara yang digelar pada 2 Juli 2021 melalui kanal YouTube Pestarama ini digelar dalam upaya mengenang semangat perjuangan sastrawan WS Rendra.

''Acara akan dimulai pukul 19.30 WIB, yang juga merupakan puncak dari pagelaran Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (PESTARAMA#6),'' kata Dosen PBSI UIN Jakarta, Rosida Erowati dalam siaran pers, Jumat (2/7).

Kiprah Rendra dalam dunia sastra dan budaya tak perlu diragukan lagi. Karya-karyanya, baik puisi ataupun naskah drama, bukan hanya menampilkan keindahan permainan kata-kata, tetapi juga menyiratkan banyak kritik sosial. 

Gaung semangat perjuangan dan kemanusiaan Rendra juga melintasi ruang hukum, politik, dan ekonomi. Sehingga tidak mengherankan, apabila pengaruh karya Rendra bisa meluas ke masyarakat. 

Rangkaian acara dibuka dengan Webinar Nasional bertajuk 'Membentang Karya dan Pemikiran W.S. Rendra di Era Pendidikan Digital'. Turut hadir dalam acara tersebut dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Irsyad Ridho, sastrawan Agus R. Sarjono, Ketua Komite Dewan Kesenian Jakarta Bambang Prihadi, dan budayawan Abdullah Wong. 

Puncak program 'Ziarah dan Persembahan untuk W.S. Rendra' ini menghadirkan gelaran tahlil, penayangan profil WS Rendra, perjalanan PESTARAMA#6, dan penampilan sastra. Ada pula 'persembahan untuk W.S Rendra' yang akan disampaikan langsung kepada Ken Zuraida, istri mendiang Rendra.  

Secara keseluruhan acara bertajuk ‘Balada Rindu Rendra’ ini berupaya menggaungkan ruang kebudayaan dengan melakukan persembahan, ziarah, serta mementaskan naskah dan saduran dari W.S. Rendra. Ada sembilan naskah drama Rendra yang dipentaskan oleh mahasiswa PBSI pada PESTARAMA.

"Dari tahun ke tahun PESTRAMA telah mengangkat tokoh-tokoh besar seperti Arifin C. Noer, N. Riantiarno, Putu Wijaya, Danarto, sampai Utuy Tatang Sontani. Tahun ini sudah saatnya Rendra dan ternyata setelah melakukan komunikasi intens dengan pihak keluarga, mereka menyambut baik,” kata Rosida.

Pimpinan Produksi PESTARAMA#6, Aprilia Pitaloka mengatakan, pementasan-pementasan tersebut dilakukan karena ingin mengenalkan kembali kepada generasi milenial agar drama, teater, dan Rendra tidak dilupakan. Sementara Ketua Komite Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Prihadi saat mengisi webinar pada Ahad (27/6), menjelaskan bahwa seniman di masa lalu lebih banyak bergerak di pinggiran. Rendra adalah salah satu sosoknya yang kerap berjarak dengan kekuasaan dan tidak mudah mengiyakan kekuasaan.  

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Makyun Subuki, mengatakan, melalui pagelaran ini upaya untuk terus memupuk semangat kebudayaan, khususnya teater, meskipun penyelenggaraannya di era Covid-19 yang penuh tantangan. “Dalam kondisi terbatas, kita tidak boleh berhenti mengapresiasi dan melahirkan karya seni. Bahkan, seringkali karya seni yang inovatif itu justru lahir di tengah keterbatasan," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement