REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi adalah bagian dari rutinitas pagi bagi banyak orang Amerika dan semakin populer di kalangan remaja. Menurut laporan tahun 2017 melalui Medical News Today, peningkatan konsumsi kopi harian terjadi pada kelompok usia 13 hingga 18 tahun, naik menjadi 37 persen. Jumlah ini merupakan bentuk pergeseran dari popularitas minuman ringan berkafein.
Namun, amankah anak minum kopi? Bagaimana dengan dampak kesehatannya? Meskipun tidak ada pedoman resmi soal kafein, American Academy of Pediatrics mengatakan dalam Journal of Caffeine Research, dampak buruk bagi anak-anak dan remaja pada tekanan darah dan pola tidurnya.
Kopi mungkin bisa berdampak positif bagi orang dewasanya, misalnya mengurangi risiko stroke dan diabetes tipe 2. Sayangnya, manfaat tersebut tidak terjadi pada anak-anak. Faktanya, kopi tidak memberikan manfaat kesehatan atau nutrisi bagi anak-anak. Kafein dalam jumlah besar malah bisa berbahaya bagi anak-anak dan terkadang berakibat fatal.
Masalah lain kopi
Dilansir Health Digest, Kamis (1/7), Departemen Kesehatan Kanada, Health Canada memberikan pedoman asupan kafein. Mereka menyebut anak-anak di bawah 12 tahun tidak boleh melebihi 2,5 miligram berat badan. Ini setara dengan kira-kira 45 miligram untuk anak-anak 4-6 (atau kurang dari setengah cangkir kopi), 62,5 miligram untuk usia 7-9 (satu suntikan espresso), dan 85 miligram untuk anak-anak berusia 10-12 tahun (di bawah satu secangkir kopi).
Masalah lain dengan kopi, yaitu mungkin bukan terletak pada kandungan kafeinnya. Minuman kopi juga bisa mengandung banyak gula, krim, dan krim kocok. Menurut Johns Hopkins Medicine, ini membuat minuman mengandung tinggi kalori dan bukan pilihan minuman paling sehat.
Para ahli Amerika mengatakan minum kopi sesekali tidak akan terlalu membahayakan anak-anak. Yang jelas, membatasi asupan kafein dan kopi itu harus dilakukan. Jika anak membutuhkan dorongan energi ekstra, orang tua bisa mengunjungi dokter anak untuk menentukan penyebabknya.