Rabu 30 Jun 2021 13:23 WIB

Orang Dengan Gangguan Jiwa Sulit Kena Covid-19?

Sempat beredar klaim bahwa orang dengan ganggguan jiwa sulit terkena Covid-19.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Sempat beredar klaim bahwa orang dengan ganggguan jiwa sulit terkena Covid-19.
Foto: Pixabay
Sempat beredar klaim bahwa orang dengan ganggguan jiwa sulit terkena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sempat beredar klaim bahwa orang dengan ganggguan jiwa (ODGJ) sulit terkena Covid-19 selama pandemi. Psikiater Lahargo Kembaren menganggap pernyataan itu sangat tidak sesuai dengan bukti ilmiah, kenyataan, dan fakta di lapangan.

Berdasarkan hasil Swaperiksa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), terdapat 64,8 persen masyarakat yang mengalami masalah psikologis di tengah pandemi. Beberapa di antaranya gangguan cemas, depresi, dan trauma psikologis.

Baca Juga

Bahkan, satu dari lima orang memiliki pemikiran "lebih baik mati" sehingga risiko bunuh diri meningkat. ODGJ memiliki risiko tujuh kali lipat terpapar infeksi Covid-19 dan menularkannya. Risiko kematian meningkat dua kali lipat pada ODGJ yang terinfeksi Covid-19.

Lahargo menyoroti, gangguan jiwa dapat terjadi di tengah pandemi karena stresor psikososial yang meningkat. Saat seseorang terkena gangguan jiwa imunitasnya menurun dan pola hidup sehatnya jadi memburuk. Inilah yang meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19.

Itu sebabnya, penanganan yang lebih intensif dan komprehensif perlu dilakukan pada keadaan komorbid ODGJ dan Covid-19. Bukan hanya Covid-19 yang diterapi, tapi juga kondisi gangguan jiwanya dan perlu dipikirkan dengan teliti obat yang diberikan.

"Vaksinasi Covid-19 pada ODGJ akan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Saat ini, sudah mulai dilakukan vaksinasi pada ODGJ di berbagai fasilitas layanan kesehatan," ujar Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial di RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor itu.

Dia menginformasikan, RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor menyediakan ruang perawatan untuk pasien Covid-19, baik ODGJ ataupun umum. Ruang Antasena dengan kapasitas 40 tempat tidur untuk pasien gangguan jiwa dan umum, sudah terisi setengah kapasitas.

Ruang Basudewa dengan kapasitas 16 tempat tidur, hampir penuh terisi oleh pasien gangguan jiwa dan umum. Ruang Abimanyu berkapasitas 12 tempat tidur sudah terisi penuh oleh ODGJ. Ruang Antareja yang berkapasitas 20 tempat tidur, kini 3/4 diisi oleh ODGJ.

Ruang Pemping (ICU dan isolasi Covid-19) dengan kapasitas enam tempat tidur, penuh terisi oleh pasien ODGJ dan umum. Per Ahad (27/6), Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sana pun diinformasikan telah penuh terisi oleh pasien Covid-19 dari kalangan ODGJ dan umum.

Lahargo mengajak semua pihak untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi bagi ODGJ. Tidak perlu menjadikannya sebagai bahan lelucon dan olok olok karena mereka sudah cukup menderita dengan apa yang dialami. Sebaliknya, mulailah berempati dan memanusiakan manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement