Jumat 25 Jun 2021 23:15 WIB

Dihantam Pandemi, Waralaba Makanan Rakyat Terus Bertahan

UMKM terus berusaha tetap hidup di tengah pandemi.

Ayam goreng tepung atau yang populer disebut Fried Chicken (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Ayam goreng tepung atau yang populer disebut Fried Chicken (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis waralaba menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Bahkan sampai saat ini, kondisinya belum terlalu membaik. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro oleh pemerintah terus mendorong penurunan omset pelaku bisnis waralaba, baik franchisor (pemberi waralaba) maupun franchisee (pembeli waralaba). Belum lagi dengan menurunnya daya beli masyarakat. 

Beberapa waktu lalu, pada April 2021, kepada CNBC Indonesia Ketua Komite Tetap Bidang Waralaba Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Levita Ginting Supit, mengatakan, terdapat 15 persen atau sekitar 953 gerai waralaba dari total 5.621 gerai dari 30 merek tutup selama pandemi Covid-19. 

Namun di balik itu semua, nyatanya sektor kuliner bisnis waralaba masih mampu bertahan, bahkan ada yang masih superior di tengah gempuran pandemi. Salah satunya seperti bisnis ayam goreng tepung atau fried chicken yang sering dijumpai di pinggir jalan.

Owner Crispyku Fried Chicken Alexander Theo, mengatakan semua bisnis terdampak pandemi. 

"Tapi kalau saya bilang, fried chicken tidak terlalu terdampak. Masih bisa survive. Tahun lalu, terjadi penurunan omset di kami itu sepanjang April-Mei sekitar 20-30 persen," kata dia, Jumat (25/6).

"Kalau di sektor lain bisa sampai lima puluh persen. Dan mitra-mitra juga masih berjualan. Di tahun ini sudah mulai ada peningkatan walau masih belum signifikan, sekitar enam persen. Jumlah mitra juga mulai kembali ada peningkatan. Selama Januari-Juni 2021 sudah ada empat puluh lima outlet Crispyku Fried Chicken baru yang buka," kata Alexander menambahkan.

Menurut dia, masih banyak juga sebenarnya mitra yang bergabung karena ini bisnis yang masih menjanjikan. Namun tentunya ada berbagai strategi dan persiapan yang dilakukan Alex agar bisnisnya tetap dapat bertahan bahkan bertumbuh di tengah pandemi. 

Alexander, menyebut selama pandemi Crispyku Fried Chicken lebih memperkuat sistem manajemen. Misalnya, mempermudah pemesanan bahan baku secara daring, pengiriman bahan baku yang cepat dan terjamin aman, serta layanan bantuan yang selalu siap selama delapan jam kerja. 

Bahkan Alex masih tetap menggelontorkan modal usaha untuk menjalankan berbagai promosi, baik melalui media sosial, lama, hingga YouTube.

“Cripsyku Fried Chicken sempat saat pandemi menggelontorkan sekitar Rp 35 juta untuk memberikan cashback para mitra. Jadi mitra yang belanja bahan baku akan kami kasih cashback. Kami bantu agar usahanya tetap jalan dan bertahan,” ujarnya.

Alex pun mengungkapkan, bisnis waralaba ayam goreng tepung masih menjadi salah satu pilihan yang sering diambil oleh masyarakat akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun yang ingin memiliki pemasukan tambahan imbas pandemi Covid-19. Selain karena jumlah investasinya yang tak terlalu besar, potensi pasar di Indonesia yang sangat gemar menyantap fried chicken menjadi pertimbangan utama memilih bisnis satu ini.

“Karena fried chicken itu makanan rakyat. Masyarakat Indonesia itu sangat suka ayam goreng. Jadi tak heran kalau di mana pun kita buka pasti banyak pembelinya. Belum lama ini mitra kami grand opening di Pandeglang, Banten bisa habis 45 ekor ayam dalam satu hari. Kemudian juga mitra grand opening di Jembatan Besi, Jakarta bisa habis 25 ekor ayam satu hari,” kata pria yang terbiasa berbagi inspirasi melalui channel YouTube Crispyku Fried Chicken tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement