REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah orang yang terinfeksi jamur hijau saat terserang SARS-CoV-2 varian Delta memiliki risiko kematian tiga kali lipat, menurut peneliti. Kasus kedua Aspergillus terdeteksi di India pada pekan lalu.
Sementara itu, ilmuwan di Woon Chong dari Albany Medical Center di Negara Bagian New York, Amerika Serikat menemukan 13,5 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah mengalami infeksi jamur hijau. Dilansir The Sun, Jumat (25/6), para ahli mengamati 19 penelitian dari seluruh dunia dan mendeteksi adanya 1.421 pasien dengan aspergillosis paru terkait Covid-19 (CAPA).
Covid-19 associated pulmonary aspergillosis adalah infeksi paru-paru yang jika tidak ditangani dengan benar dapat berakibat fatal. Untuk mendeteksinya, orang harus menjalani tes CAPA dengan menggunakan sampel antigen paru dan saluran napas, sesuatu yang dianggap penting oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dikutip dari Indian Express, Jalandhar Civil Surgeon Dr. Balwant Singh mengungkap, kasus infeksi green fungus baru diketahui pada Sabtu pekan lalu. Pasiennya mengalami beberapa gejala, termasuk batuk, sesak napas, dan nyeri dada.
Semula, dokter menduga pasien tersebut mengalami tuberkulosis. Namun, hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan itu adalah gejala infeksi jamur hijau.
"Ini kabar yang mengejutkan bagi kami, setelah black fungus, sekarang green fungus menjadi kekhawatiran baru," kata salah seorang dokter di rumah sakit swasta di Jalandhar, India.
Para ahli mengatakan bahwa hampir setiap pasien Covid-19 yang sakit kritis dan mengalami CAPA harus dipasangi ventilator. Namun, mereka menyoroti bahwa 12,5 persen pasien yang harus menerima ventilasi juga menderita masalah kesehatan lain, seperti leukemia, sedangkan yang lain sebelumnya pernah menerima transplantasi.